Terapi Non Farmakologi Jantung : Testimoni 5 Dokter PAZ Al Kasaw

Pazindonesia.com – Anda sedang mencari Terapi Non Farmakologi Jantung ? Nah, sudah di halaman yang tepat.

Penyakit jantung sering dipahami hanya dari sisi obat atau tindakan medis. Obat, intervensi invasif ya kadang penting secara konvensional.

Tapi banyak pasien bertanya, “Apakah ada cara alami yang bisa membantu mengurangi beban penyakit jantung?
Apakah terapi non farmakologi jantung bisa mengurangi gejala, memperbaiki fungsi jantung, dan menurunkan kebutuhan obat?”

Data dari WHO dan survei nasional menunjukkan bahwa penyakit jantung koroner dan gangguan pembuluh darah tetap menjadi penyebab utama kematian dini.

Jika tidak ditangani dengan tepat, gejala seperti sesak napas, nyeri dada (angina), detak jantung tidak teratur (palpitasi),
dan jantung bengkak (cardiomegaly) bisa berujung pada gagal jantung atau bahkan kematian mendadak.

PAZ Al Kasaw menawarkan pendekatan terapi jantung alami yang menitikberatkan koreksi postur tubuh kembali ke titik nol koma nol, gerak tubuh yang benar, dan perubahan gaya hidup sebagai pelengkap dari terapi medis konvensional.

Berikut ini adalah versi ringkas sharing – sharing dulu dan testimoni dokter yang terkait masalah jantung dengan metode paz al kasaw

Apa yang dimaksud Terapi Nonfarmakologi?

Terapi non farmakologi jantung adalah serangkaian intervensi yang tidak melibatkan obat-obatan, tetapi menggunakan aktivitas fisik, perubahan gaya hidup, dan koreksi biomekanik (seperti postur dan gerakan tubuh) untuk memelihara atau memperbaiki fungsi jantung.

Terapi ini bertujuan mengurangi gejala jantung (misalnya sesak napas, nyeri dada, palpitasi), meningkatkan kapasitas fisik dan kualitas hidup, serta menurunkan beban pengobatan dan risiko komplikasi jantung.

Menurut Dugal et al. (2024) dalam artikel Non-Pharmacological Therapy in Heart Failure and, terapi non farmakologi memiliki peran esensial sebagai pelengkap terhadap pengobatan farmakologis dalam penanganan gagal jantung, dengan manfaat nyata dalam meningkatkan status fungsional pasien.

Scarà, Palamà, dan kolega (2024) dalam tinjauan pustaka mereka Non-Pharmacological Treatment of Heart Failure—From Physical Activity to Electrical Therapies menjelaskan bahwa selain olahraga dan latihan fisik, intervensi non farmakologi meliputi modifikasi gaya hidup seperti pengendalian diet, penggunaan alat bantu non invasif, dan edukasi pasien, yang semuanya menemukan bukti ilmiah kuat untuk mengurangi rawat inap dan meningkatkan kecepatan pemulihan pada pasien jantung.

Testimoni Dokter Terapi Non Farmakologi Jantung

Bahasan lengkap beserta video bisa disimak pada artikel Testimoni 27 Dokter PAZ, ringkasnya bab jantung:

  1. dr. Sentot – Kasus pasien usia 37 tahun dengan jantung iskemik; nyeri dada dan sesak napas. Setelah diberikan terapi non farmakologi jantung (gerakan dasar PAZ seperti koreksi postur dan hentak kaki), EKG menunjukkan perbaikan, dan nyeri berkurang.
  2. dr. Aman Syahruddin – Setelah terapi jantung koroner dengan PAZ, pemasangan ring tidak jadi dilakukan, dan obat‐jantung yang rutin dikonsumsi menurun drastis sampai berhenti dalam beberapa kasus.
  3. dr. Amrullah – Menangani pasien jantung kronis yang sangat tergantung akan obat; dengan PAZ ia membantu mengurangi gejala angina (nyeri dada), jantung berdebar, serta beban obat, melalui koreksi tubuh dan latihan fisik sederhana.
  4. dr. Ratna Jogja – Melihat dan merasakan sendiri bahwa terapi jantung berdebar dan sesak nafas bisa membaik dengan melakukan koreksi langkah, postur toraks-panggul, dan latihan pernapasan.
  5. dr. Drajat – Diagnosa jantung koroner, direncanakan ring. Setelah PAZ, beberapa obat bisa dikurangi, kondisi stabil, menunjukkan bahwa terapi non farmakologi jantung bisa menjadi jalan untuk mengurangi intervensi invasif dan ketergantungan obat.

Dari lima dokter yang sudah belajar paz, menerapkan terapi paz pada keluhan diri sendiri maupun kliennya, kita bisa dapatkan insight bahwa benar terapi paz al kasaw ini memang bisa untuk membantu klien yang memiliki keluhan jantung.

Bagaimana Penjelasannya, Aktivitas Fisik Menunjang Kesehatan Jantung?

Terapi PAZ merupakan salah satu bentuk terapi berbasis fisik.

Tidak ada pemberian herbal, tanpa pijat, tidak ada obat, tidak invasif, tanpa mantra atau jampi-jampi klenik.

Pertanyaannya, benarkah aktivitas fisik saja bisa membantu pasien dengan keluhan jantung?

Jawabannya: iya, dan ini sudah terbukti dalam banyak riset internasional. Terapi non farmakologi jantung kini mendapat perhatian luas karena efektivitasnya nyata.

Sebagai contoh, sebuah tinjauan sistematis oleh Taylor dan kolega yang dipublikasikan di Cochrane Database of Systematic Reviews tahun 2024 menunjukkan bahwa program rehabilitasi jantung berbasis olahraga secara signifikan meningkatkan fungsi fisik pasien gagal jantung. Pasien yang rutin mengikuti program ini mampu berjalan lebih jauh dalam uji jalan 6 menit, angka rawat inap menurun, dan kualitas hidup mereka meningkat drastis.

Temuan ini penting karena ia menegaskan bahwa aktivitas sederhana seperti berjalan, latihan pernapasan, atau gerakan tubuh tertentu—bukanlah hal remeh.

Pada pasien gagal jantung, otot jantung sering kehilangan kekuatan memompa darah.

Olahraga terstruktur terbukti memperbaiki kapasitas aerobik, meningkatkan efisiensi oksigen, dan menurunkan kelelahan. Dengan kata lain, tubuh belajar untuk menggunakan energi lebih hemat sehingga jantung tidak terbebani berlebihan.

Di sinilah benang merahnya dengan PAZ Al Kasaw, gerakan-gerakan korektif, hentakan kaki, hingga latihan memanah berkuda bukan hanya sekadar “olah tubuh”, tetapi bagian dari spektrum intervensi non farmakologi yang logis.

Bila dunia medis mengakui jalan kaki dan latihan fisik sebagai pilar penting terapi jantung, maka koreksi biomekanik ala PAZ dapat dilihat sebagai “rehabilitasi jantung” versi aplikatif yang menyesuaikan dengan struktur rangka tubuh manusia.

Terapi PAZ Jantung Koroner Terapi Non Farmakologi Jantung Testimoni Pelatihan PAZ 6 Dokter PAZ
Gambar: Aktivitas Fisik Olahraga

Terapi Non Farmakologi Jantung Dengan Jalan Kaki Ala PAZ

Intervensi sederhana seperti jalan kaki pun tak boleh diremehkan. Sebuah meta-analisis yang dilakukan oleh Hamer dan Chida (2008) menunjukkan bahwa berjalan kaki sekitar 30 menit per hari, lima kali seminggu, mampu menurunkan risiko penyakit jantung koroner hingga 19 persen. Lebih dari sekadar pencegahan, aktivitas ini membantu jantung bekerja lebih efisien dengan memperbaiki profil lipid, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan kapasitas paru.

Temuan ini dikuatkan oleh penelitian Williams dan Thompson (2005) yang membandingkan manfaat jalan cepat (brisk walking) dengan lari. Hasilnya, jalan cepat yang dilakukan secara rutin terbukti menurunkan faktor risiko kardiovaskular lain seperti hipertensi, obesitas, dan diabetes. Artinya, olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang, yang bisa dilakukan hampir semua orang tanpa perlu fasilitas khusus, tetap memberikan dampak fisiologis yang sangat berarti bagi kesehatan jantung.

Kedua studi ini memberi sinyal penting: tidak semua terapi jantung harus rumit atau mahal. Aktivitas sederhana yang konsisten lebih efektif daripada intervensi singkat yang sporadis. Prinsip ini sejalan dengan metode PAZ Al Kasaw. Gerakan korektif seperti hentak kaki, engklek, dan penataan postur tubuh bisa dipandang sebagai “jalan cepat” versi terapi: sederhana, bisa diulang setiap hari, namun memberi dampak langsung pada aliran darah, distribusi beban rangka, dan keseimbangan sistem kardiovaskular.

Dengan demikian, kita melihat ada benang logis yang menyambungkan bukti ilmiah dengan pengalaman lapangan jalan kaki 30 menit sehari atau koreksi biomekanik ala PAZ sama-sama beroperasi dalam logika dasar tubuh manusia—yakni menggerakkan otot, memperlancar sirkulasi, dan memberi ruang bagi jantung untuk bekerja tanpa tekanan berlebih.

Duduk Terlalu Lama, Ancaman Tersembunyi Bagi Jantung

Selain menambah gerak, mengurangi kebiasaan duduk lama ternyata sama pentingnya. Banyak orang mengira bahwa olahraga 30 menit sehari sudah cukup, padahal riset terbaru menunjukkan bahwa duduk terlalu lama tetap bisa merusak kesehatan jantung, meskipun seseorang rutin berolahraga.

terapi gerakan sholat paz al kasaw manfaat gerakan sholat untuk kesehatan
Gambar: Terapi Gerakan Sholat PAZ

Studi oleh Win dan kolega (2025) yang meneliti pasien penyakit jantung koroner menemukan fakta menarik. Ketika pasien diminta mengurangi perilaku sedentari—misalnya berdiri setiap satu jam, berjalan singkat di dalam rumah, atau sekadar melakukan peregangan—mereka mengalami perbaikan pada tekanan darah, kadar lemak darah (lipid), dan kesehatan metabolik secara keseluruhan. Dengan kata lain, tubuh manusia memang tidak dirancang untuk berdiam diri terlalu lama.

Secara fisiologis, duduk lama membuat otot-otot besar di tungkai “mati suri”, sehingga aliran darah balik ke jantung melambat. Akibatnya, tekanan darah cenderung naik, kadar gula darah lebih sulit dikontrol, dan lemak menumpuk di dinding pembuluh. Intervensi sederhana seperti berdiri sejenak atau berjalan sebentar mampu mengaktifkan kembali pompa otot betis, melancarkan sirkulasi, dan mengurangi beban jantung.

Pesan ini sangat relevan dengan pendekatan terapi non farmakologi jantung ala PAZ Al Kasaw. Jurus dasar PAZ seperti hentak kaki atau engklek sebenarnya bekerja dengan prinsip yang sama: mengaktifkan otot-otot besar, melancarkan aliran darah balik, dan mengurangi stagnasi cairan tubuh. Bedanya, PAZ membungkus aktivitas ini dengan koreksi biomekanik sehingga manfaatnya lebih sistematis.

Dengan demikian, duduk terlalu lama bukan hanya soal kenyamanan, tetapi ancaman nyata bagi kesehatan kardiovaskular. Koreksi kecil dalam rutinitas harian—bangun dari kursi setiap satu jam, berjalan singkat, atau melakukan gerakan PAZ—dapat menjadi kunci sederhana untuk menjaga jantung tetap sehat.

Jantung Sehat Tanpa Obat dengan Latihan Aerobik Intensitas Sedang hingga Tinggi

Jika jalan kaki dan mengurangi duduk sudah membawa perubahan besar, maka penelitian menunjukkan ada level berikutnya yang memberi dampak lebih kuat: latihan aerobik dengan intensitas sedang hingga tinggi.

Penelitian Ellingsen dan kolega (2023) mendapati bahwa baik latihan interval intensitas tinggi (high-intensity interval training / HIIT) maupun latihan berkelanjutan mampu meningkatkan toleransi latihan pada pasien gagal jantung, menurunkan risiko rawat inap, bahkan menekan angka kematian secara signifikan.

Mekanismenya dapat dipahami secara sederhana. Latihan intensitas sedang hingga tinggi melatih jantung untuk “beradaptasi” terhadap beban yang lebih besar, sehingga otot jantung menjadi lebih efisien dalam memompa darah. Selain itu, latihan semacam ini mendorong tubuh menggunakan oksigen lebih efektif, memperkuat pembuluh darah, dan mengurangi inflamasi sistemik—semua faktor yang berhubungan langsung dengan prognosis pasien jantung.

Namun, tentu saja latihan seperti ini tidak bisa sembarangan dilakukan. Pasien gagal jantung dengan kondisi tertentu berisiko bila memaksakan diri tanpa pengawasan. Karena itu, dokter biasanya menyarankan latihan ini di bawah program cardiac rehabilitation yang diawasi tenaga medis atau fisioterapis. Prinsip kehati-hatian ini juga sejalan dengan pendekatan PAZ Al Kasaw yang menekankan SOP, disiplin, dan koreksi gerakan yang aman bagi pasien.

Bila disandingkan dengan praktik PAZ, kita dapat melihat kesamaan prinsip: memberikan rangsangan fisik yang cukup untuk melatih adaptasi tubuh, namun tetap menjaga keselamatan pasien dengan batasan-batasan yang jelas.

Gerakan PAZ mungkin sederhana seperti hentakan kaki atau JAPAZ, tetapi bila dilakukan konsisten, ia bekerja dengan logika yang sama seperti latihan aerobik—membangun daya tahan, meningkatkan efisiensi aliran darah, dan melatih jantung agar lebih tangguh menghadapi stres fisiologis.

Mau aerobik sederhana ala PAZ? 5-10 Menit naik turun tangga sesuai kaidah pantel kendornya sudah istimewa untuk yang memiliki keluhan jantung. What, penyakit jantung suruh naik turun tangga? Kalau paham ilmu paz-nya, BISAAAAA! Insya Allah malah makin sehat setelahnya.

Postur Tubuh dan Posisi, Faktor Tersembunyi yang Mempengaruhi Jantung

Tidak hanya olahraga dan aktivitas fisik, cara kita menjaga postur tubuh ternyata juga berperan penting dalam kesehatan jantung.

Penelitian klasik oleh Yasuma dan Hayano (1995) yang diterbitkan di Journal of the American College of Cardiology menunjukkan bahwa perubahan posisi tubuh—misalnya dari duduk, berdiri, hingga berbaring—dapat memengaruhi respiratory sinus arrhythmia, yaitu variasi detak jantung yang berhubungan dengan pernapasan. Pada pasien gagal jantung, perubahan posisi ini berdampak langsung terhadap rasa sesak napas serta aktivitas sistem saraf otonom yang mengendalikan irama jantung.

Hasil ini menegaskan bahwa postur tubuh bukan sekadar persoalan estetika atau kenyamanan. Posisi yang salah bisa menekan rongga dada, mengurangi kapasitas paru, dan pada akhirnya menambah beban kerja jantung. Sebaliknya, koreksi postur yang tepat membantu membuka ruang toraks, memperbaiki ventilasi paru, dan memberi kesempatan jantung bekerja dalam posisi yang lebih ideal.

buka rongga dada paz pengobatan jantung alami jantung bengkak jantung koroner
Gambar: Buka Rongga Dada BRD PAZ

Inilah aspek yang menjadi inti dari metode PAZ Al Kasaw. Koreksi biomekanik melalui gerakan seperti “Buka Rongga Dada” , “Hentak Kaki” , Sehat dari gerakan sholat, sesungguhnya bertujuan untuk mengembalikan posisi alami rangka, sehingga jantung dan paru mendapatkan ruang yang semestinya. Dengan posisi tubuh yang benar, aliran darah menjadi lebih lancar, oksigenasi meningkat, dan gejala seperti jantung berdebar atau sesak napas bisa berkurang secara signifikan.

Bila kita hubungkan kembali dengan riset Yasuma dan Hayano, tampak jelas bahwa PAZ Al Kasaw memiliki dasar logika ilmiah juga. Koreksi postur bukan sekadar ritual atau gerakan mekanis tanpa dasar, melainkan intervensi non farmakologi jantung yang sejalan dengan penemuan medis modern.

Dengan begitu, metode ini bukan hanya menawarkan terapi yang aman, tetapi juga membawa kesadaran baru: bahwa tubuh, bila dikelola dengan benar, memiliki mekanisme penyembuhan self healing yang luar biasa.

Kesimpulan: Terapi Non Farmakologi Jantung, Logis dan Terbukti

Rangkaian riset ilmiah dan pengalaman para dokter PAZ Al Kasaw menunjukkan satu benang merah: terapi non farmakologi jantung adalah pendekatan yang logis, aman, dan efektif.

olahraga jalan kaki penelitian jurnal manfaat berjalan kaki japaz paz al kasaw

Dari rehabilitasi berbasis aktivitas fisik, olahraga, jalan kaki sederhana, pengurangan duduk lama, hingga latihan aerobik intensitas tinggi—semua terbukti membantu jantung bekerja lebih baik, menurunkan risiko rawat inap, bahkan memperpanjang umur pasien.

Lebih dari itu, penelitian tentang postur tubuh mengungkap fakta menarik: cara kita berdiri, duduk, atau bernapas mampu memengaruhi irama jantung dan persepsi sesak napas. Di sinilah PAZ Al Kasaw menemukan relevansinya. Dengan koreksi biomekanik sederhana, gerakan yang sistematis, dan disiplin latihan harian, PAZ membantu pasien mengembalikan rangka tubuh ke fitrahnya.

Testimoni para dokter—dr. Sentot, dr. Aman Syahruddin, dr. Amrullah, dr. Ratna, dr. Dodi, hingga dr. Drajat—semuanya mengarah pada kesimpulan yang sama. Mereka menyaksikan sendiri bagaimana pasien jantung iskemik, jantung berdebar, hingga kasus koroner kronis bisa membaik setelah intervensi fisik ala PAZ. Bukan karena jimat atau obat ajaib, melainkan karena tubuh yang ditata kembali sesuai kaidah anatomi dan sunnatullahnya.

Untuk Anda yang penasaran, sama seperti para dokter di atas yang awalnya ragu lalu akhirnya membuktikan sendiri, jangan biarkan kesempatan ini berlalu. Ikutilah pelatihan PAZ Al Kasaw Jadwal Pelatihan PAZ Terbaru bisa Tanyakan Ke admin Via Whatsapp Klik Di Sini, pelajari langsung gerakan dan logika biomekaniknya, dan rasakan manfaat nyata bagi diri, keluarga, dan orang-orang di sekitar Anda.

Dengan PAZ, terapi non farmakologi jantung bukan hanya teori, melainkan ikhtiar nyata menuju hidup yang lebih sehat, lebih kuat, dan lebih selaras dengan fitrah tubuh manusia. Bisa dikerjakan dirumah, bisa dipelajari dengan dua hari workshop saja.

 

Penyusun

 

Anjrah Ari Susanto, S.Psi.,
Paztrooper, Author Haris Moedjahid Sang Medical Hacker (Modul Pegangan Kelas Basic PAZ Al Kasaw) & Co-Author Memoar Sang Moedjahid (Buku Biografi Ustadz Haris Moedjahid Rahimahullah)

TiktokFacebookInstagramYoutube

Daftar Pustaka

Dugal, R., et al. (2024). Non-Pharmacological Therapy in Heart Failure. Cochrane Database of Systematic Reviews. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11594731/

Ellingsen, Ø., et al. (2023). High-intensity interval training in heart failure with reduced ejection fraction. American Heart Journal. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0003999323004100

Hamer, M., & Chida, Y. (2008). Walking and primary prevention of cardiovascular disease: meta-analysis. British Journal of Sports Medicine, 42(4), 238–243. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19306107/

Scarà, A., Palamà, Z., et al. (2024). Non-Pharmacological Treatment of Heart Failure—From Physical Activity to Electrical Therapies. Journal of Cardiovascular Development and Disease, 11(4), 122. https://www.mdpi.com/2308-3425/11/4/122

Taylor, R. S., et al. (2024). Exercise-based cardiac rehabilitation for heart failure. Cochrane Database of Systematic Reviews. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11594731/

Williams, P. T., & Thompson, P. D. (2005). Walking versus running for hypertension, cholesterol, and diabetes risk reduction. Preventive Medicine, 40(4), 452–460. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0091743505000368

Win, A. M., et al. (2025). Non-pharmacological interventions to reduce sedentary behavior in patients with coronary heart disease. European Journal of Cardiovascular Nursing. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/40818250/

Yasuma, F., & Hayano, J. (1995). Effects of posture on respiratory sinus arrhythmia in patients with chronic heart failure. Journal of the American College of Cardiology, 25(3), 653–659. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/7705152/

2 Comments

  1. Maasyaa Allah dengan belajar PAZ sangat luar biasa manfaat km rasakan, Alhamdulillah bs membantu teman yg dionis pembekakan jantung dn opnem satu pekan yp tetap sesak klo beraktifitas dikit aja dh berkeringat dingin. Km ajak main” dengan gerakan PAZ ringan Alhamdulillah tadinya gk berani naik tangga dibujuk naik 3 anak tangga Alhamdulillah gk sesak lg dicobalg naik lantai 2 turn lg gk sesak lg.

    1. alhamdulillah, terus di dampingi, sampai posisi rangkanya bisa ‘lebih presisi’ dan menetap, sehingga keluhan tidak balik lagi dan lagi. sudah progress seperti itu sudah baik, artiniya insya Allah gerakan terapi paznya sudah tepat.

Tuliskan Komentar Atau Pertanyaanmu:

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© 2025 PazIndonesia.com | All Rights Reserved | Ayub Camp, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia
Towards Healthier Lives, Rahmatan lil ‘Alamin