Terapi PAZ Di Solo Untuk Pengobatan Jantung Koroner Tanpa Operasi

Pazindonesia.com – Banyak yang mencari siapa terapi paz di solo alias di surakarta yang bisa bantuk untuk terapi pengobatan jantung koroner tanpa operasi.

Ketika ingin terapi paz di solo, pastikan untuk mencari terapis yang sudah berpengalaman dan memiliki track record yang baik dalam menangani pasien jantung koroner.

terapi paz di solo, terapi paz solo, pengobatan jantung koroner

Mengingat keluhan jantung koroner membutuhkan ketelitian dalam penanganannya. Maka anda yang membutuhkan terapi paz di solo bisa langsung hubungi admin kami di nomor whatsapp +62 821-1433-7901 atau +62 822-2427-0401 (Ibu Aisyah) atau bisa autochat daftar terapi paz di solo WA klik di sini.

Definisi Jantung Koroner Itu Penyakit Seperti Apa?

Jantung koroner adalah kondisi medis serius dimana pembuluh darah yang memasok darah ke otot jantung mengalami penyempitan atau penyumbatan akibat penumpukan plak.

Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan kondisi medis serius yang terjadi ketika pembuluh darah arteri koroner mengalami penyempitan atau penyumbatan akibat penumpukan plak aterosklerosis. Plak ini terdiri dari kolesterol, timbunan lemak, dan zat lain yang menempel pada dinding pembuluh darah koroner (Herdiman & Gina Nurdina, 2023).

Menurut data, penyakit ini menyebabkan 17,9 juta kematian pada tahun 2016, yang mewakili 31% dari seluruh kematian global. Di negara-negara berkembang, lebih dari tiga perempat kasus kematian disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah (Do Toka et al., 2024).

Penyakit ini menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indonesia, dengan perkiraan sekitar 1,5% dari total penduduk mengalami kondisi ini (Raymond R Tjandrawinata, 2024).

Penyakit jantung koroner memiliki tiga bentuk manifestasi klinis utama:

Jantung koroner adalah kondisi ketika pembuluh darah yang mengalirkan darah ke jantung mengalami penyumbatan atau penyempitan. Ada 3 jenis utama penyakit jantung koroner yang perlu kita ketahui:

  • Sindrom Koroner Akut (SKA) – Ini seperti “serangan mendadak” di jantung yang membuat dada terasa sangat sakit dan sesak nafas secara tiba-tiba
  • Angina pektoris stabil – Rasa nyeri atau tidak nyaman di dada yang muncul saat beraktivitas berat dan hilang saat istirahat
  • Penyakit jantung koroner stabil tanpa gejala – Penyumbatan pembuluh darah jantung yang belum menimbulkan keluhan apa-apa

Gejala utama yang sering dialami adalah nyeri atau rasa tidak nyaman di dada, terutama saat melakukan aktivitas berat. Kondisi ini dapat muncul bahkan ketika seseorang sedang beristirahat. Pada kasus angina pektoris, ketidaknyamanan di dada biasanya timbul akibat aktivitas yang melebihi aktivitas normal sehari-hari (Utami et al., 2024).

Faktor Yang Membuat Seseorang Berpotensi Terkena Penyakit Jantung Koroner

Faktor risiko penyakit jantung koroner dapat dibagi menjadi dua kategori:

1. Faktor yang Tidak Dapat Dimodifikasi:

Faktor yang tidak dapat dimodifikasi dalam penyakit jantung koroner merupakan kondisi bawaan atau karakteristik yang sudah melekat pada seseorang dan tidak bisa diubah.

Pemahaman tentang faktor-faktor ini penting untuk mengenali tingkat risiko seseorang terkena penyakit jantung koroner. Berikut adalah faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi:

  • Usia – Risiko penyakit jantung koroner meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada kelompok usia 45-64 tahun (Bakti, 2023)
  • Jenis Kelamin – Laki-laki memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan perempuan, dengan perbandingan sekitar 56% laki-laki dan 44% perempuan yang terdiagnosis (Bakti, 2023)
  • Genetik dan Riwayat Keluarga – Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit jantung koroner memiliki risiko lebih tinggi (Utami et al., 2024)
  • Etnis – Beberapa kelompok etnis memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung koroner (Raymond R Tjandrawinata, 2024)

2. Faktor yang Dapat Dimodifikasi:

Faktor yang dapat dimodifikasi dalam penyakit jantung koroner merupakan aspek gaya hidup dan kondisi kesehatan yang bisa dikendalikan melalui perubahan perilaku dan pengobatan yang tepat. Berikut adalah penjelasan detail mengenai faktor-faktor tersebut:

  • Aktivitas Fisik – Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko PJK. Orang yang tidak rutin berolahraga memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan mereka yang aktif secara fisik (Pashar, 2024). Olahraga teratur dapat membantu menurunkan tekanan darah, mengendalikan berat badan, dan meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik).
  • Pola Makan – Diet tinggi lemak jenuh, garam, dan gula dapat meningkatkan risiko PJK. Mengubah pola makan menjadi lebih sehat dengan mengonsumsi lebih banyak sayuran, buah-buahan, dan makanan rendah lemak dapat membantu mengurangi risiko (Anggraeni, 2016).
  • Merokok – Kebiasaan merokok merupakan faktor risiko yang sangat signifikan. Data menunjukkan bahwa 63.5% penderita PJK adalah perokok (Saleh, 2022).
  • Obesitas – Kelebihan berat badan meningkatkan beban kerja jantung dan risiko kondisi terkait seperti diabetes dan hipertensi. 37.4% penderita PJK mengalami obesitas (Saleh, 2022).
  • Manajemen Stres – Tingkat stres yang tinggi dapat mempengaruhi tekanan darah dan memicu kebiasaan tidak sehat seperti makan berlebihan atau merokok (Utami et al., 2024).
  • Kondisi Medis – Pengendalian kondisi seperti diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi melalui pengobatan dan perubahan gaya hidup dapat menurunkan risiko PJK (Dwi Wahyu Nugroho et al., 2021).

Ketika terjadi penyumbatan lebih dari 75% pada pembuluh darah koroner, terutama saat melakukan aktivitas fisik berlebihan, aliran darah ke jantung akan berkurang signifikan, yang mengakibatkan nyeri dada (Utami et al., 2024).

Metode Diagnosis dan Skala Keparahan Penyakit Jantung Koroner

Untuk mendiagnosis dan menentukan tingkat keparahan penyakit jantung koroner, dokter menggunakan beberapa metode dan parameter penilaian:

1. Pemeriksaan Angiografi Koroner

Angiografi koroner merupakan standar emas untuk mendiagnosis PJK. Tingkat penyempitan arteri koroner menentukan klasifikasi keparahan:

  • Ringan: Penyempitan <50% diameter pembuluh darah
  • Sedang: Penyempitan 50-70% diameter pembuluh darah
  • Berat: Penyempitan >70% diameter pembuluh darah (Raymond R Tjandrawinata, 2024)

2. Evaluasi Gejala Klinis

Klasifikasi berdasarkan manifestasi klinis Canadian Cardiovascular Society (CCS):

  • Kelas I (Ringan): Nyeri dada hanya muncul saat aktivitas berat
  • Kelas II (Sedang): Nyeri dada muncul saat aktivitas sedang seperti naik tangga
  • Kelas III (Berat): Nyeri dada muncul saat aktivitas ringan
  • Kelas IV (Sangat Berat): Nyeri dada muncul saat istirahat (Wiguna et al., 2022)

3. Pemeriksaan EKG

Elektrokardiogram (EKG) dapat menunjukkan:

  • Normal: Kondisi dimana gelombang EKG menunjukkan irama jantung yang sehat dan tidak ada kelainan.
  • Ringan: Terjadi perubahan pada gelombang T yang menandakan adanya gangguan ringan pada aliran listrik jantung.
  • Sedang: Ditandai dengan penurunan (depresi) segmen ST yang mengindikasikan adanya masalah pada aliran darah ke otot jantung.
  • Berat: Kondisi serius dimana terjadi kenaikan segmen ST atau munculnya gelombang Q yang tidak normal, menandakan kerusakan otot jantung yang signifikan. (Adita & Dharma, 2023)

4. Biomarker Jantung

Pemeriksaan enzim jantung dalam darah:

  1. Troponin I atau T. Protein yang dilepaskan ke dalam darah ketika terjadi kerusakan otot jantung. Peningkatan kadar troponin menandakan adanya cedera pada sel jantung dan menjadi penanda penting untuk diagnosis serangan jantung.
  2. CK-MB (Creatine Kinase-MB). Enzim yang ditemukan terutama di otot jantung. Ketika sel jantung rusak, CK-MB akan bocor ke dalam aliran darah. Pengukuran CK-MB membantu dokter menilai tingkat kerusakan jantung dan memantau pemulihan pasien.
  3. Myoglobin. Protein yang menyimpan oksigen dalam otot, termasuk otot jantung. Ketika terjadi kerusakan otot jantung, myoglobin akan terlepas ke dalam darah. Kadar myoglobin meningkat lebih cepat dibanding troponin dan CK-MB, sehingga berguna untuk deteksi awal serangan jantung.

Peningkatan kadar enzim-enzim ini menunjukkan kerusakan otot jantung, dengan level yang lebih tinggi mengindikasikan kerusakan yang lebih parah (Saragih, 2020).

5. Penilaian Faktor Risiko

Tingkat keparahan juga dinilai dari akumulasi faktor risiko yang dimiliki pasien:

  • Risiko Rendah: 1-2 faktor risiko yang dapat dimodifikasi
  • Risiko Sedang: 3-4 faktor risiko yang dapat dimodifikasi
  • Risiko Tinggi: >4 faktor risiko atau memiliki diabetes melitus (Nurhaeni et al., 2022)

Penilaian komprehensif dari berbagai metode diagnosis ini membantu dokter menentukan strategi pengobatan yang paling tepat untuk setiap pasien.

Pengobatan Jantung Koroner Tanpa Operasi

Penyakit jantung koroner memang menakutkan, tapi jangan khawatir karena ada solusi pengobatan alternatif yang bisa menjadi pilihan selain operasi.

Meski umum ada solusi pengobatan medis modern seperti pemasangan ring jantung dan operasi bypass yang sering direkomendasikan, kita bisa mempertimbangkan metode tradisional yang lebih alami dan non-invasif untuk mengatasi masalah jantung koroner. Dengan menerapkan pola makan sehat dan aktivitas fisik yang tepat, kondisi jantung koroner dapat dikendalikan secara alami (Pashar, 2024).

Mari simak berbagai solusi pengobatan tradisional yang telah terbukti membantu mengatasi masalah jantung koroner berikut ini.

Pengobatan Alternatif dan Terapi Komplementer untuk Jantung Koroner

1. Terapi Herbal dan Tanaman Obat

Beberapa tanaman herbal yang telah terbukti membantu mengatasi masalah jantung koroner:

  • Bawang Putih (Allium sativum) – Mengandung allicin yang membantu menurunkan kolesterol dan tekanan darah. Konsumsi 2-3 siung bawang putih mentah atau dalam bentuk suplemen setiap hari.
  • Jahe (Zingiber officinale) – Memiliki efek anti-inflamasi dan membantu melancarkan peredaran darah. Bisa dikonsumsi sebagai minuman jahe hangat atau ditambahkan ke makanan.
  • Daun Seledri – Mengandung apigenin yang membantu melebarkan pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.
  • Mengkudu (Morinda citrifolia) – Membantu menurunkan kolesterol dan mengandung antioksidan yang baik untuk jantung.

2. Terapi Pijat dan Akupresur

Terapi pijat yang fokus pada titik-titik tertentu dapat membantu melancarkan aliran darah dan mengurangi ketegangan:

  • Pijat di area dada bagian kiri
  • Titik akupresur Neiguan (P6) di pergelangan tangan
  • Titik Zusanli (ST36) di bawah lutut
  • Pijat refleksi pada telapak kaki bagian yang berhubungan dengan jantung

3. Terapi Spiritual dan Pendekatan Holistik

Pendekatan spiritual telah terbukti membantu menurunkan tingkat kecemasan pada pasien jantung koroner:

  • Mendengarkan murottal Al-Quran secara rutin selama 15-20 menit dapat menurunkan tingkat kecemasan dan menstabilkan detak jantung (Maria Mensiana & Ode Irman, 2023)
  • Melakukan sholat dengan gerakan yang teratur dan khusyuk
  • Dzikir dan meditasi untuk menenangkan pikiran
  • Ruqyah syar’iyyah dengan bacaan ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan penyembuhan

4. Terapi PAZ Al Kasaw

Terapi PAZ Al Kasaw merupakan terapi pengobatan jantung koroner tanpa operasi berbasis perbaikan rangka tubuh manusia.

terapi paz al kasaw di solo, terapi paz al kasaw solo
Gambar: Jurus Hentak Kaki PAZ

Konsep PAZ meyakini bahwa masalah jantung koroner akar masalahnya sebab tubuhnya tidak dalam kondisi balance. Tubuh melintir dan utamanya masalah pelintiran ada pada area jantung.

Area jantung yang melintir menyebabkan dalam pembuluh darah, darah mengalami turbulensi. Efek dari turbulensi terjadinya perlekatan plak dan kolesterol pada pembuluh darah yang menyebabkan penyempitan dan penyumbatan aliran darah ke jantung.

Maka solusi pemecahannya adalah bagaimana tubuh yang melintir bisa dikalibrasi supaya organ jantung bisa bekerja dengan lebih optimal. Masalah turbulensi pada pembuluh darah pun menghilang.

Jantungpun bi idznillah bisa sehat kembali tanpa harus ada pemasangan ring jantung.

Biasanya dalam terapi paz di solo atau dimanapun berada, klien akan dibimbing pemulihan mandiri keluhan jantung koronernya dengan menanam kebiasan baru yang positif seperti jalan dengan kaidah JAPAZ.

Penelitian menyampaikan, Aktivitas fisik teratur dengan intensitas sedang seperti jalan kaki 30 menit sehari (Ni Kadek et al., 2023). Jalan kaki dengan kaidah JAPAZ membantu meluruskan tubuh yang melintir sehingga aliran darah ke jantung menjadi lebih lancar.

Ada juga beberapa kaidah untuk memperbanyak naik turun tangga. Umumnya penderita jantung takut menaiki tangga, uniknya justru dalam terapi PAZ Al Kasaw tangga bisa jadi sarana pengobatan yang baik pada keluhan jantung koroner.

5. Modifikasi Gaya Hidup

Perubahan gaya hidup merupakan bagian penting dari pengobatan non-invasif:

  • Diet sehat rendah lemak dan tinggi serat
  • Manajemen stres melalui yoga atau tai chi
  • Istirahat yang cukup dan berkualitas

Perlu di ingat, pengobatan medis sama saja dengan pengobatan tradisional. Sama sama sarana ikhtiar dimana yang mampu memberikan penyembuhan adalah Allah semata.

Terapi PAZ Di Solo Untuk Pengobatan yang Tepat untuk Jantung Koroner?

Dalam dunia medis modern, pengobatan jantung koroner seringkali mengandalkan obat-obatan yang harus dikonsumsi seumur hidup. Hal ini menimbulkan pertanyaan mendasar – jika pengobatan tersebut benar-benar efektif, mengapa pasien harus terus mengkonsumsi obat selamanya?

Pemasangan ring jantung yang sering direkomendasikan juga bukan selalu menjadi solusi terbaik. Beberapa kasus menunjukkan bahwa pasien yang awalnya dipasang satu ring jantung akhirnya membutuhkan hingga 12 ring, namun tetap mengalami keterbatasan dalam beraktivitas sehari-hari.

Di sisi lain, pengobatan alternatif telah menunjukkan hasil yang menjanjikan. Banyak pasien yang sebelumnya kesulitan berjalan karena nyeri jantung, kini dapat beraktivitas normal tanpa ketergantungan pada obat-obatan medis. Metode pengobatan tradisional yang berfokus pada penyembuhan holistik telah membantu banyak penderita jantung koroner memperoleh kualitas hidup yang lebih baik.

Pengobatan alternatif seperti terapi PAZ Al Kasaw bukan hanya sekedar pengobatan biasa, tapi merupakan pendekatan yang memadukan aspek fisik dan spiritual dalam proses penyembuhan. Metode ini telah membantu banyak pasien pulih tanpa harus menjalani prosedur invasif atau bergantung pada obat-obatan seumur hidup.

Bagi Anda yang tertarik untuk mencoba pengobatan alternatif yang aman dan terpercaya, Rumah Terapi kami siap membantu. Hubungi customer service kami di nomor 2545456566423 untuk informasi lebih lanjut dan konsultasi.

Ingatlah bahwa setiap pilihan pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Yang terpenting adalah memilih metode yang sesuai dengan kondisi dan keyakinan Anda, serta selalu berkonsultasi dengan ahli kesehatan yang terpercaya sebelum memulai pengobatan apapun.

Khususnya anda ingin terapi paz di solo hubungi +62 821-1433-7901 atau +62 822-2427-0401 (Ibu Aisyah).

Semoga bermanfaat, makasih ya.

Anjrah Ari Susanto, S.Psi.
Penulis buku Haris Moedjahid Sang Medical Hacker (buku pegangan praktisi terapi PAZ Al Kasaw)

References Pembahasan Terapi PAZ Di Solo Pengobatan Jantung Koroner

Adita, A. K., & Dharma, W. S. T. (2023). Evaluası Penggunaan Obat Pasıen Penyakıt Jantung Koroner Pasca Pemasangan Stent dı RSPAD Gatot Soebroto. In Journal Borneo (Vol. 3, Issue 2, pp. 106–117). Politeknik Kaltara. https://doi.org/10.57174/j.born.v3i2.97

Anggraeni, D. A. (2016). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Rawat Ulang Pasien Penyakit Jantung Koroner di Ruang Jantung RSU dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. In Jurnal Kesehatan (Vol. 7, Issue 3, p. 345). Politeknik Kesehatan Tanjungkarang. https://doi.org/10.26630/jk.v7i3.214

Bakti, A. N. (2023). Gambaran Penggunaan Simvastatin aan Atorvastatin Pada Pasien Jantung Koroner di RSUD Drs. Saydiman Magetan. In Acta Holistica Pharmaciana (Vol. 5, Issue 1, pp. 22–29). Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha. https://doi.org/10.62857/ahp.v5i1.121

Do Toka, W., Aulia Tamsil, F., & Armaijn, L. (2024). Deteksi Dini Penyakit Jantung Koroner melalui Pemeriksaan Rekam Jantung pada Sivitas Akademika Universitas Khairun. In Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) (Vol. 7, Issue 6, pp. 2447–2454). Universitas Malahayati Bandar Lampung. https://doi.org/10.33024/jkpm.v7i6.14453

Dwi Wahyu Nugroho, I., Pingky Sukmawati, L., & Yana Utami, T. F. (2021). Analisis Biaya Pengobatan Pasien Penyakit Jantung Koroner Dengan Penyakit Penyerta Di Rumah Sakit. In Jurnal Ilmiah JOPHUS : Journal Of Pharmacy UMUS (Vol. 2, Issue 02, pp. 29–40). Universitas Muhadi Setiabudi. https://doi.org/10.46772/jophus.v2i02.428

Herdiman, & Gina Nurdina. (2023). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PENGOBATAN PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK). In Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) (Vol. 9, Issue 3, pp. 53–61). UPPM STIKES Pemkab Jombang. https://doi.org/10.33023/jikep.v9i3.1590

Maria Mensiana, & Ode Irman. (2023). Intervensi Audio Terapi Murottal Al-Quran pada Pasien Penyakit Jantung Koroner dengan Masalah Keperawatan Ansietas di Ruang ICU RSUD Dr. T.C.Hillers Maumere. In Sehat Rakyat: Jurnal Kesehatan Masyarakat (Vol. 2, Issue 1, pp. 43–50). Yayasan Pendidikan Penelitian Pengabdian Algero. https://doi.org/10.54259/sehatrakyat.v2i1.1463

Ni Kadek, D. P. M., Puspawati, N. L. P. D., & Lisnawati, K. (2023). Hubungan Efikasi Diri dengan Aktivitas Fisik Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner. In Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA) (Vol. 2, Issue 1, pp. 29–38). Yayasan Lentera Mitra Lestari. https://doi.org/10.55887/nrpm.v2i1.26

Nurhaeni, H., Rosmiatin, M., Susanto, A., & Rianti, E. (2022). Terapi Mandiri Kecemasan Klien dengan Penyakit Jantung. In Jurnal Health Sains (Vol. 3, Issue 4, pp. 571–578). Ridwan Institute. https://doi.org/10.46799/jhs.v3i4.476

Pashar, I. (2024). Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Penyakit Jantung Koroner Di Rsud Labuang Baji Makassar. In Journal of Pubnursing Sciences (Vol. 2, Issue 01, pp. 31–42). Pubsains Nur Cendekia. https://doi.org/10.69606/jps.v2i01.104

Raymond R Tjandrawinata. (2024). Inovasi Terbaru dalam Diagnosis dan Pengobatan Penyakit Arteri Koroner: Mengurangi Risiko Kardiovaskular melalui Teknologi dan Terapi Modern In MEDICINUS (Vol. 37, Issue 3, pp. 3–5). PT Dexa Medica. https://doi.org/10.56951/cjyvsw40

Saleh, N. F. (2022). Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate. In Kieraha Medical Journal (Vol. 4, Issue 2, pp. 101–108). LPPM Universitas Khairun. https://doi.org/10.33387/kmj.v4i2.5345

Saragih, A. D. (2020). Terapi Dislipidemia untuk Mencegah Resiko Penyakit Jantung Koroner. In Indonesian Journal of Nursing and Health Sciences (Vol. 1, Issue 1, pp. 15–24). Global Health Science Group. https://doi.org/10.37287/ijnhs.v1i1.223

Utami, F. H., Oktavia, S., & Erwin, T. (2024). Hubungan Aktivitas Fisik dengan Nyeri Dada Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner di Poliklinik RS Graha Husada Provinsi Lampung. In Innovative: Journal Of Social Science Research (Vol. 4, Issue 3, pp. 11144–11154). Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. https://doi.org/10.31004/innovative.v4i3.11831

Wiguna, V. V., Haq, A. D., & Suari, L. G. S. A. (2022). POTENSI PITAVASTATIN DENGAN NANOPARTIKEL POLY(DL-LACTIDE-CO-GLYCOLIDE) (PLGA) DRUG DELIVERY SYSTEM SEBAGAI TERAPI ADJUVAN PADA PENYAKIT JANTUNG KORONER. In JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia (Vol. 9, Issue 3, pp. 42–53). Badan Analisis dan Pengembangan Ilmiah Nasional – Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia. https://doi.org/10.53366/jimki.v9i3.453

Tuliskan Komentar Atau Pertanyaanmu:

Your email address will not be published. Required fields are marked *