Jawaban, Apakah Nama PAZ Al Kasaw Tidak Sesuai Kaidah Bahasa Arab?

Ada tulisan menarik dari Ustadz Danni Nursalim Harun berkaitan dengan Apakah Nama PAZ Al Kasaw Tidak Sesuai Kaidah Bahasa Arab?

Mengingat, pada beberapa waktu di social media utamanya facebook. Ada sekelompok orang menyampaikan bahwa penggunaan kata Al Kasaw pada nama PAZ itu keliru.

Maka, selengkapnya, mari disimak paparan langsung oleh Ustadz Danni:

𝐌𝐞𝐦𝐩𝐞𝐫𝐬𝐨𝐚𝐥𝐤𝐚𝐧 𝐁𝐫𝐚𝐧𝐝 𝐀𝐥 𝐊𝐚𝐬𝐚𝐰
Bismillāh, Banyak yang mencela penamaan Al Kasaw oleh PAZ, dengan alasan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Arab. Mereka mengatakan bahwa ism mashdar dari كسا -يكسو adalah Kiswah كسوة .

Jadi menurut mereka harusnya Al Kiswah bukan Al Kasaw.

Tentu saja, saya yang baru belajar bahasa Arab tahun 1989, agak tergerak untuk membahasnya.

Sebab, sependek yang saya ketahui dalam ilmu sharaf (rancang bangun kata bahasa Arab) , bahwa Ism Mashdar اسم المصدر dalam bahasa Arab jarang hanya satu. Kemudian jika ada ism mashdar dengan memakai tā’ marbūthah ة di akhirnya, biasanya itu bukan mashdar asli, akan tetapi merupakan bentuk jadian dari mashdar yang sebelumnya. Walaupun kemudian menjadi baku dalam pemakaian harian.


Kenapa?

Karena tā’ marbūthah itu merupakan huruf tambahan. Sedangkan dalam bahasa Arab, tidak ada fi`l (kata kerja) yang memakai tā’ marbūthah. Adapun dalam Ism (kata benda), tā’ marbūthah biasanya dipakai untuk ism mu’annats (female), walaupun tidak mutlak.

Di sini, pentingnya belajar i`lāl (proses rancang bangun kosa kata Arab), agar mengetahui dengan pasti asal-usul sebuah kata.

Sebagaimana dikatakan Syaikh Ahmad Hasan (Persis), bahwa قال itu asalnya adalah قَوَلَ sesuai wazn (pola) فعل. Maka كسا juga asal katanya adalah كَسَوَ . Perhatikan, bahwa huruf akhirnya atau sering dikenal Lām al-Fi`li nya, adalah huruf Wāwu و bukan tā’ marbūthah. Sehingga kata Kiswah كسوة itu jelas bukan ism mashdar asli untuk kata كسا .

Maka saya merujuk kepada Kamus Arab terlengkap, yang ditulis oleh Ibnu Manzhūr Al Ifrīqi, untuk membuktikan kebenaran teori saya.

Maka bisa dilihat di gambar, ada yang saya lingkari dengan warna hijau, di situ ada ism mashdar asli untuk كسا yaitu كَسْوًا yang sudah tergeser pemakaiannya oleh كسوة.

Nama PAZ Al Kasaw Salah Kaidah Bahasa Arabnya Ustadz Danni Nursalim Harun
Gambar: Foto Kamus

Pergeseran pemakaian kosa kata dalam semua bahasa adalah hal yang lumrah. Namun itu tidak menjadikan kata asalnya dihapus atau dihilangkan. Sebab tidak akan ada kata jadian tanpa kata asli.

Oleh karena itu, pemakaian kata Al Kasaw, secara bahasa Arab tidak salah sama sekali, karena ada dasarnya.

Walaupun mungkin yang lebih tepat adalah Al Kasw الكَسْو sesuai dengan ism mashdarnya, tapi penamaan Al Kasaw sendiri tidak bisa dicela.


Kenapa?

Karena untuk memudahkan pengucapan saja dengan lidah Indonesia.

Sebagai contoh, nama سَعْد dalam bahasa Indonesia disebut Sa’ad, اسم dibaca Isim, فِعْل dibaca fi’il, itu sudah masyhur dari generasi ke generasi, dan tidak ada celaan atasnya.

Karena tidak merubah hakikat nama aslinya.

Bahkan orang Arab sendiri sudah lebih dulu menyingkat bahasa mereka agar lebih ringkas. Sebagai contoh أي شيء mereka singkat jadi إيش , Ālu Sa`ūd آل سعود diringkas jadi السعود dengan menyambungkan ال padahal secara kaidah harus dipisah.

Selain itu, sebuah nama tidak bisa dicela. Karena nama itu sebuah modifikasi dan ide yang boleh jadi ada dasarnya boleh jadi tidak. Branding itu hal yang lumrah, disesuaikan dengan kebutuhan, tidak mesti sesuai dengan kaidah bahasa tertentu. Bahkan boleh jadi Brand itu merupakan akronim dari sebuah istilah.

….

Walhasil

Bahwa penamaan Al Kasaw itu sesuai dengan kaidah ilmu sharf dalam bahasa Arab,
hanya ada sedikit penyesuaian dalam pengucapan, agar lebih ringan di lidah Indonesia.

Pesan

Marilah kita perbanyak belajar bahasa Arab. Saya yang sering dihujat sebagai si ilmu alat, si paling baca kitab, InsyāAllāh tidak akan pernah berhenti belajar, karena itu kewajiban sampai mati.

اللهم انفعنا بما علمتنا وعلمنا ما ينفعنا وزدنا علما تنفعنا به.

ustadz danni nursalim harun paz al kasaw bandung

Ditulis Oleh: Ustadz Danni Nursalim Harun, Paztrooper Bandung