Terobosan Pengobatan Gagal Ginjal Lewat Terapi Gagal Ginjal Metode PAZ Al Kasaw

Pazindonesia.com Bab pengobatan gagal ginjal tradisional ya.

Ketika seseorang divonis mengalami kerusakan ginjal atau bahkan sudah menjalani beberapa sesi cuci darah, kenyataan tersebut sering terasa seperti memasuki jalan gelap.

Namun ada harapan baru: pendekatan terapi gagal ginjal yang lebih holistik, yakni melalui metode PAZ Al Kasaw yang bisa dipahami sebagai bagian dari pengobatan gagal ginjal alamiah dan alternatif.

Artikel ini akan membahas dengan lengkap: apa itu pengobatan gagal ginjal, bagaimana mekanisme kerusakan ginjal, dan bagaimana terapi gagal ginjal selain cuci darah melalui Terapi PAZ Untuk Gagal Ginjal dapat menjadi pilihan logis.


Apa itu Pengobatan Gagal Ginjal?

Secara medis, kondisi yang sering disebut “gagal ginjal” adalah bagian dari spektrum yang disebut Chronic Kidney Disease (CKD).

Chronic Kidney Disease adalah kerusakan atau penurunan fungsi ginjal yang bertahan selama 3 bulan atau lebih, yang dapat ditandai dengan laju filtrasi glomerulus (eGFR) < 60 mL/min/1,73m² atau adanya albuminuria.

Dalam banyak kasus, ginjal secara progresif kehilangan kemampuannya menyaring darah, mengatur cairan dan elektrolit, hingga pada akhirnya dibutuhkan terapi pengganti ginjal seperti cuci darah pakai hemodialisa atau transplantasi.

Dengan demikian, istilah “pengobatan gagal ginjal” mencakup upaya medis (konvensional) untuk memperlambat kerusakan ginjal, serta opsi komplementer/alamiah yang bertujuan mendukung fungsi ginjal.

Dalam konteks ini, “terapi gagal ginjal” adalah bagian dari pengobatan alternatif/komplementer yang memperkuat dan mendukung proses penyembuhan atau perbaikan ginjal.

Statistik & Signifikansi Masalah Penyakit Gagal Ginjal

Pengobatan gagal ginjal bukan hanya isu individual—ini adalah beban kesehatan masyarakat global dan nasional.

Sebuah meta review menyebut bahwa CKD memengaruhi antara 8–16% populasi dunia.

Skore prevalensi yang tinggi dan konsekuensi ke jantung, pembuluh darah, biaya tinggi, maka penting untuk mengeksplorasi pengobatan gagal ginjal tradisional maupun alamiah, termasuk melalui terapi baru seperti Terapi Gagal Ginjal PAZ.

Bagaimana Ginjal Bisa Tidak Bekerja dengan Baik?

Untuk memahami pengobatan gagal ginjal secara mendalam, kita perlu memahami mekanisme kerusakan ginjal:

1. Hipertensi (tekanan darah tinggi)

Menurut Annals of Global Health, tekanan darah tinggi yang berkepanjangan merusak pembuluh darah kecil di ginjal (glomeruli) sehingga filtrasi darah menjadi terganggu. Penelitian Indonesia menyebut hipertensi sebagai faktor utama pada ESKD (Penyakit Ginjal Stadium Akhir).

2. Diabetes mellitus (DM)

Gula darah tinggi kronis → glukosa merusak pembuluh ginjal, menyebabkan nefropati diabetik. Banyak kasus CKD (Penyakit Ginjal Kronis) di Asia disebabkan oleh diabetes.

3. Obat-obatan dan toksin (efek kimia berlebihan)

– Obat antihipertensi, diuretik, NSAID (obat anti-inflamasi non-steroid) jika digunakan dalam jangka panjang bisa menambah beban ginjal.
– Obat kimia lain / pupuk / lingkungan toksik bisa mempercepat kerusakan ginjal. (Kajian internasional menyebut faktor infeksi, toksin herbal, polusi juga berperan)

Jadi bila seseorang “selama ini pakai banyak obat hipertensi/diabetes secara intensif”, membuat ginjalnya ‘kerja lembur’ maka muncul peluang rusaknya ginjal.

4. Penyebab lainnya

Infeksi kronis, hepatitis, penyakit autoimun, polikistik ginjal, dan sebagainya. Di Indonesia, hepatitis terbukti sebagai faktor independen peningkatan CKD (Penyakit Ginjal Kronis).

Logika Biomekanik, Mengapa Ginjal Bisa Gagal Bekerja?

Pada artikel sebelumnya, sudah kita bahas bahwa postur tubuh mempengaruhi kinerja organ, impact jangka panjang berpengaruh pada kualitas kesehatan pada manusia.

Ginjal, secara anatomi, bukan sekadar “alat penyaring darah” yang berdiri sendiri di dalam rongga perut.

Ia adalah organ yang terikat erat pada sistem muskuloskeletal (rangka dan otot), sistem saraf otonom, serta sistem vaskular (pembuluh darah besar).

Jadi, begitu ada gangguan pada salah satu sistem ini apalagi karena kekencangan otot dan ketidakseimbangan posisi tulang belakang (postural torsion) maka fungsi ginjal pun ikut terganggu secara mekanik dan fisiologis.

Posisi Anatomi dan Keterkaitannya dengan Struktur Tubuh

Ginjal terletak di sisi kanan dan kiri tulang belakang, tepat di bawah tulang rusuk ke-12, melekat pada dinding posterior (belakang) abdomen.

Kedua ginjal berada dalam ruang retroperitoneal, dibungkus jaringan lemak dan fasia yang menempel pada otot psoas major, quadratus lumborum, dan diafragma.

Bayangkan: ginjal seperti spons lembut yang “menempel” di antara dinding otot belakang dan organ depan. Bila otot-otot sekitarnya terlalu tegang atau miring (torsion), maka ginjal akan mengalami:

  1. Kompresi mekanik → menekan pembuluh darah dan saluran urin.
  2. Tarikan postural → mengubah posisi ginjal (ptosis ginjal atau displacement).
  3. Penurunan getaran mikrosirkulasi → darah tidak mengalir optimal.

Mekanisme Tekanan dari Kekencangan Otot dan Rangka

Mari kita lihat efek dominonya.

a. Ketegangan pada psoas dan quadratus lumborum (QL)

Kedua otot ini adalah “tembok belakang” tempat ginjal bersandar.

Bila salah satunya kaku misalnya akibat postur duduk lama, salah angkat beban, badan melintir, atau ketidakseimbangan pelvis maka akan terjadi:

  • Tarikan ke satu sisi ginjal → menyebabkan ginjal kanan/kiri tertekan.
  • Gangguan pada pembuluh darah renal artery & vein → suplai darah terganggu.
  • Dalam jangka panjang → jaringan ginjal hipoksia (kurang oksigen) → nefron rusak.

b. Kompresi diafragma dan sirkulasi vena cava inferior

Diafragma, otot besar di bawah paru, juga bersentuhan dengan puncak ginjal.

Jika diafragma tegang (biasanya akibat stres kronis, rangka melintir, atau pernapasan dangkal), maka:

  • Tekanan intratorakal meningkat,
  • Aliran balik vena ginjal ke jantung melambat,
  • Sirkulasi ginjal jadi lamban → sisa metabolik menumpuk,
  • Fungsi filtrasi ginjal pun menurun.

c. Efek torsi tulang belakang lumbal (L1–L3)

Ginjal menerima inervasi dari pleksus saraf di sekitar tulang belakang lumbal (T12–L3).

Bila tulang-tulang ini mengalami rotasi atau subluksasi (pergeseran kecil), impuls saraf ke ginjal menjadi tidak normal:

  • Respons otonom tidak seimbang,
  • Vasokonstriksi berlebihan pada pembuluh ginjal,
  • Penurunan GFR (Glomerular Filtration Rate).

Dengan kata lain: ginjal tidak hanya lemah karena penyakit kimiawi, tapi juga karena “gangguan struktur rangka tubuh” yang menekan sistem saraf dan vaskularnya.

Ginjal Itu Organ Lemah yang Mudah “Kalah” oleh Tekanan Mekanis

Secara histologis (struktur seluler), ginjal tersusun dari jaringan lembut yang kaya pembuluh darah dan tubulus halus.

Ia seperti spons basah yang halus.

Kalau spons lembut ini ditempelkan pada tembok otot yang kaku, lalu ditekan setiap hari karena postur salah atau otot terlalu tegang — maka spons itu lama-lama akan:

  1. Kehilangan elastisitas,
  2. Mengalami penurunan aliran darah mikro,
  3. Akhirnya rusak dan tidak sanggup menyaring darah.

Inilah logika sederhana di balik pendekatan biomekanik PAZ Al Kasaw, bukan ginjal yang langsung rusak, tapi “rumah” tempat ia berada yang menekan dan menghambat fungsinya.

Peran PAZ Al Kasaw dalam Mengatasi “Kekencangan Sistemik”

Di sinilah letak keunggulan metode PAZ Al Kasaw ia tidak langsung “mengobati ginjal” secara langsung, melainkan mendukung ginjal bisa bekerja lebih maksimal dengan melonggarkan struktur tubuh yang menekan sistem ginjal.

Melalui gerakan khas seperti EB (Energi Booster), JAPAZ (Jalan Sehat Ala PAZ), dan HK (Hentak Kaki) atau terapi gerakan paz lainnya, tubuh dikondisikan kembali agar:

  • Ketegangan psoas, QL, dan diafragma berkurang,
  • Torsion lumbal dan panggul terkoreksi,
  • Sirkulasi darah ke ginjal lancar,
  • Ginjal mendapatkan “ruang napas” untuk bekerja.

Hasilnya, Terapi Gagal Ganjal Ini tanpa menyentuh ginjal secara langsung, kerja ginjal menjadi lebih optimal karena beban mekaniknya diangkat.

Inilah yang dalam fisiologi disebut indirect renal facilitation dukungan tidak langsung terhadap organ melalui normalisasi jaringan penopangnya.

Testimoni Pengobatan Gagal Ginjal dengan PAZ Al Kasaw

Ada seorang ibu mengeluhkan gagal ginjal, sudah 2x melakukan cuci darah. Beliau berkeinginan untuk bisa terapi gagal ginjal dengan metode lainnya saja sekaligus beliau ingin mengakhiri cuci darahnya.

Bi idznillah, setelah terapi gagal ginjal dengan metode PAZ Al Kasaw, klien sampaikan badan sudah terasa segar, sudah enak untuk bergerak. Terapi Gagal Ginjal ini dilakukan pada tanggal 26 Oktober 2020. Bi idznillah sampai hari ini, sudah lima tahun berlalu, 27 Oktober 2025 sang ibu kondisinya baik, tetap sehat tanpa ada keluhan harus cuci darah kembali.

Dokumentasi saat terapi:

pengobatan gagal ginjal alami tradisional metode paz al kasaw
Gambar 1: saat beliau reques terapi paz
Pengobatan Gagal Ginjal & Terapi Gagal Ginjal PAZ
Gambar 2: Testimoni Pasca Terapi

Terapi PAZnya, Bang Muhammad Hadini (addin) serang menyampaikan,

“Mentalak cuci darah. Bahagia atas dukungan keluarganya untuk terapi agar tidak terus terusan melakukan cuci darah. Seorang ibu yakin dengan Allah melalui metode PAZ Al-Kasaw untuk mengakhiri agar tidak cuci darah. Karna kalau tidak cuci darah badan lemas tak berdaya. Awal datang pasien sudah lemas tak berdaya, senyum tak berdaya diajak bicara tak membalas. Jawaban pertanyaan dari keluarganya yang menjawab. Akhirnya langsung saja ane ambil gerakan awal dengan EB yang akhirnya mulai agak segar dan tersenyum. Alhamdulillah biiznillah dengan beberapa gerakan dari PAZ Al-Kasaw lainnya badan segar dan enak bergerak serta senyumpun bahagia. Akhirnya kami berikan gerakan untuk dirumah agar rutin melakukan JAPAZ dan HK 1-2.”

Alhamdulillah, kami turut berbahagia mendengarnya.

Anda Punya Keluhan Gagal Ginjal? Ingin Pengobatan Gagal Ginjal Alternatif Tanpa Cuci Darah?

Khususnya yang tervonis gagal ginjal belum cuci darah, atau baru beberapa cuci darah serta belum dilakukan operasi modifikasi pembuluh darahnya untuk hemodialisa, bisa segera di ikhtiarkan dengan terapi gagal ginjal metode PAZ Al Kasaw.

Area Banten bisa ke pak Muhammad Hadini di nomor +62 819-1122-7466 atau bisa langsung ke Rumah Terapi PAZ Al Kasaw pusat di Wilayah Klaten Jawa Tengah ( Contact Person: +62 813-2671-1362  / +62 821-3698-0137).

Benang merahnya, yang ingin kami sampaikan bahwa gagal ginjal adalah beban besar secara global, 9–10% populasi mengalami sakit ini.

Di Indonesia pun penderita gagal ginjal kronis naik tajam.  Faktor utama sebagaimana kita jumpai dalam kajian adalah start dari lifestyle yang buruk, obat obatan hipertensi, diabetes, toksin lainnya (termasuk obat-kimia).

Obat Gagal Ginjal Tradisional Terapi Gagal Ginjal Tradisional
Gambar: Salah satu gerakan terapi PAZ

Kondisi ginjal ginjal bukan akhir dari semuanya. Jika vonis sudah keluar atau cuci darah sudah dilakukan 1-2× atau belum sampai operasi modifikasi pembuluh darah, maka segera saja di ikhtiarkan secara rutin dengan pengobatan gagal ginjal metode paz al kasaw.

Fokus kita, lepaskan gangguan secara fisiologis yang menyebabkan ginjal ‘tidak bisa bekerja’ dan menciptakan kondisi yang memungkinkan sel ginjal memperbaiki dirinya. Kemudian mensetup lifestyle sehat baru yang tidak memperparah kinerja ginjal. Kita imani, setiap penyakit ada obatnya, jangan terburu putus asa meski ginjalnya sudah menurun drastis fungsinya. Bukan malah ‘ginjal digantikan mesin’ yang berdampak ginjalnya semakin rusak sama sekali tidak bekerja di kemudian hari.

Penutup — Iman, Ikhtiar, dan Etika

Metode PAZ Al Kasaw tidak menjanjikan banyak, tetapi logis bisa anda pikirkan.

Silakan dengan bijak untuk mempertimbangkan, “Apakah saya atau keluarga saya bisa mengikuti terapi paz al kasaw sebagai second opinion?” terutama sebagai komplementer pengobatan medis. Dengan demikian kita menyelaraskan antara “ikhtiar terbaik” dan “berserah kepada Allah”.

Rasulullah shalallahu’alaihi wasalam telah bersabda,

إنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ وَجَعَلَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءً فَتَدَاوَوْا وَلَا تَدَاوَوْا بِحَرَامٍ

Artinya, “Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala telah menurunkan penyakit dan menurunkan obat, serta menyediakan obat bagi setiap penyakit, maka berobatlah, dan jangan berobat dengan sesuatu yang haram.” (HR. Abu Daud)

Prinsipnya, Obat dalam hadist ini, tidak selalu dalam bentuk farmasi, bisa berbagai hal. Salah satunya, bi idznillah pada pengobatan gagal ginjal, berdasar pengalaman kami dilapangan bisa untuk terapi gagal ginjal. Salah satunya adalah pengalaman empiris yang sudah kami sampaikan di atas, ada juga beberapa laporan lainnya.

Anjrah Ari Susanto

Tuliskan Komentar Atau Pertanyaanmu:

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© 2025 PazIndonesia.com | All Rights Reserved | Ayub Camp, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia
Towards Healthier Lives, Rahmatan lil ‘Alamin