PAZindonesia.com – PAZ Al Kasaw sangat menganjurkan baik alumni maupun klien terapi Jalan Kaki Setiap Hari. Mengapa demikian? Apa Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kita? Mari kita selami dalam artikel ini.
Di sini kita kutipkan beberapa pertanyaan yang sering disampaikan mengenai olahraga jalan kaki. Kita coba rincikan termasuk beberapa manfaat berjalan kaki bagi ibu hamil, kaidah berjalan kaki yang benar, sampai olahraga jalan kaki untuk lansia.
Langsung saja, kita simak rincian yang berhasil kami susun dan kumpulkan.
Segudang Manfaat Berjalan Kaki Bagi Manusia
Berjalan kaki merupakan salah satu aktivitas fisik sederhana namun memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Penelitian menunjukkan bahwa rutin berjalan kaki dapat meningkatkan kebugaran kardiovaskular, memperkuat otot dan tulang, membantu mengendalikan berat badan, sampai kalau di kaidah paz al kasaw untuk pengobatan stroke.
Tentu tidak itu saja manfaat jalan kaki:
1) Jalan Kaki 1 Jam Membakar Berapa Kalori?
Berdasarkan penelitian dan jurnal ilmiah, berikut adalah perkiraan jumlah kalori yang terbakar saat berjalan kaki dengan berbagai durasi:
- 5 menit: 15-25 kalori
- 10 menit: 30-50 kalori
- 15 menit: 45-75 kalori
- 30 menit: 90-150 kalori
- 45 menit: 135-225 kalori
- 1 jam: 180-300 kalori
Perlu diingat bahwa jumlah kalori yang terbakar dapat bervariasi tergantung beberapa faktor seperti berat badan, kecepatan berjalan, dan medan jalan. Seseorang dengan berat badan lebih besar cenderung membakar lebih banyak kalori dibandingkan orang dengan berat badan lebih ringan untuk durasi yang sama (Indradjati & Elfrida, 2020).
Berjalan kaki secara rutin selama minimal 30 menit per hari dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. Selain membakar kalori, aktivitas ini juga dapat membantu mengontrol kadar gula darah, terutama pada penderita diabetes melitus tipe 2 (Fitri et al., 2023a).
Untuk memaksimalkan manfaat berjalan kaki, disarankan untuk melakukannya secara konsisten 3-4 kali seminggu dengan durasi minimal 30 menit per sesi. Hal ini dapat membantu meningkatkan kebugaran kardiovaskular, memperkuat otot dan tulang, serta membantu mengendalikan berat badan (Fitri et al., 2023).
Bagi lansia, berjalan kaki secara teratur juga dapat membantu meningkatkan kemampuan antisipasi reaksi dibandingkan dengan mereka yang tidak aktif secara fisik (Wicaksono & Safei, 2020). Ini menunjukkan bahwa aktivitas sederhana seperti berjalan kaki memiliki manfaat yang luas bagi kesehatan fisik dan mental di berbagai kelompok usia.
…
2) Olahraga Jalan Kaki 1 Jam Berapa KM Dapatnya?
Aslinya beda beda sih, tapi berdasarkan penelitian ilmiah, berikut adalah perkiraan jarak dan jumlah langkah untuk durasi berjalan kaki tertentu pada orang dewasa:
- Berjalan kaki selama 30 menit dengan kecepatan sedang setara dengan jarak sekitar 2-3 km
- Berjalan kaki selama 1 jam dengan kecepatan sedang setara dengan jarak sekitar 4-5 km
- Berjalan kaki 1000 langkah setara dengan jarak sekitar 0.7-0.8 km
Kecepatan berjalan rata-rata orang dewasa adalah sekitar 4-5 km/jam. Namun, kecepatan ini dapat bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, kondisi fisik, dan medan jalan (Wulandari, 2021).
Untuk pria dewasa, rata-rata panjang langkah adalah sekitar 78 cm, sementara untuk wanita dewasa sekitar 70 cm. Ini berarti dalam 1 km, pria akan mengambil sekitar 1,285 langkah, sedangkan wanita akan mengambil sekitar 1,428 langkah.
Pace atau irama berjalan biasanya diukur dalam langkah per menit. Pace normal untuk orang dewasa adalah sekitar 100-120 langkah per menit saat berjalan santai. Untuk berjalan cepat, pace bisa mencapai 135-140 langkah per menit.
Penting untuk dicatat bahwa angka-angka ini adalah perkiraan rata-rata. Faktor-faktor seperti tinggi badan, panjang kaki, kondisi fisik, dan tujuan berjalan (misalnya untuk berolahraga atau sekedar jalan santai) dapat mempengaruhi jarak, jumlah langkah, dan pace seseorang saat berjalan kaki.
….
3) Manfaat Berjalan Kaki Setiap Hari?
Berjalan kaki secara rutin, terutama dengan durasi minimal 30 menit per hari, dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan yang signifikan:
- Meningkatkan kebugaran kardiovaskular
- Membantu mengontrol kadar gula darah, terutama pada penderita diabetes melitus tipe 2
- Memperkuat otot dan tulang
- Membantu mengendalikan berat badan
- Meningkatkan daya tahan tubuh
- Mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke
- Meningkatkan mood dan mengurangi stres
Untuk memaksimalkan manfaat, disarankan untuk berjalan kaki secara konsisten 3-4 kali seminggu dengan durasi minimal 30 menit per sesi (Fitri et al., 2023).
Bagi lansia, manfaat berjalan kaki secara teratur juga dapat membantu meningkatkan kemampuan antisipasi reaksi dibandingkan dengan mereka yang tidak aktif secara fisik. Ini menunjukkan bahwa aktivitas sederhana seperti berjalan kaki memiliki manfaat yang luas bagi kesehatan fisik dan mental di berbagai kelompok usia .
….
4) Manfaat Berjalan Kaki bagi Kesehatan?
Berjalan kaki merupakan aktivitas fisik sederhana namun memiliki berbagai manfaat signifikan bagi kesehatan. Berikut adalah 7 manfaat berjalan kaki yang didukung oleh penelitian ilmiah:
- Meningkatkan kesehatan jantung dan sistem kardiovaskular. Berjalan kaki secara teratur dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. Penelitian menunjukkan bahwa berjalan kaki selama 30 menit per hari dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular hingga 19% (Fitri et al., 2023).
- Membantu mengontrol kadar gula darah. Aktivitas berjalan kaki selama 30 menit 3-4 kali seminggu secara rutin terbukti efektif dalam mengontrol kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 (Fitri et al., 2023).
- Menurunkan berat badan dan mengontrol obesitas. Berjalan kaki membantu membakar kalori dan meningkatkan metabolisme tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa berjalan kaki selama 1 jam dapat membakar 180-300 kalori, tergantung pada berat badan dan kecepatan berjalan .
- Memperkuat otot dan tulang. Aktivitas berjalan kaki secara teratur dapat membantu memperkuat otot kaki dan tulang, serta meningkatkan kepadatan tulang. Hal ini sangat bermanfaat terutama bagi lansia untuk mencegah osteoporosis (Fitri et al., 2023).
- Meningkatkan fungsi kognitif dan kesehatan mental. Berjalan kaki secara rutin dapat meningkatkan aliran darah ke otak, yang bermanfaat untuk meningkatkan fungsi kognitif dan mengurangi risiko demensia. Selain itu, aktivitas ini juga dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati (Wicaksono & Safei, 2020).
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa berjalan kaki secara teratur dapat meningkatkan produksi sel-sel kekebalan tubuh, sehingga membantu melindungi tubuh dari berbagai infeksi dan penyakit (Hidayat et al., 2023).
- Meningkatkan kualitas tidur. Aktivitas berjalan kaki, terutama jika dilakukan di pagi hari, dapat membantu mengatur ritme sirkadian tubuh dan meningkatkan kualitas tidur di malam hari (Daulay & Priono, 2023).
Untuk memperoleh manfaat optimal, disarankan untuk berjalan kaki secara teratur minimal 30 menit per hari, 3-4 kali seminggu. Namun, penting untuk memulai secara bertahap dan meningkatkan intensitas sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing individu.
….
5) Jalan Kaki Untuk Ibu Hamil Trimester 2 Apa Saja Manfaatnya? (umumnya untuk ibu hamil)
Berjalan kaki merupakan olahraga yang aman dan bermanfaat bagi ibu hamil, termasuk pada trimester kedua dan ketiga kehamilan.
Beberapa manfaat berjalan kaki untuk ibu hamil antara lain:
a. Membantu Memperlentur Area Pinggul
Berjalan kaki secara teratur dapat membantu memperlentur otot-otot di area pinggul dan panggul. Hal ini sangat penting untuk mempersiapkan jalan lahir bayi agar lebih lancar saat proses persalinan. Latihan berjalan kaki dapat meningkatkan fleksibilitas sendi panggul dan memperkuat otot-otot yang berperan dalam mekanisme persalinan, sehingga berpotensi mempercepat proses persalinan kala II (Vitri Dyah Herawati & Atik Aryani, 2023).
b. Menjaga Tekanan Darah
Aktivitas berjalan kaki yang dilakukan secara rutin dapat membantu menjaga tekanan darah ibu hamil tetap stabil. Hal ini penting untuk mencegah risiko preeklamsia dan komplikasi kehamilan lainnya. Berjalan kaki merangsang aliran darah ke seluruh tubuh, termasuk ke plasenta, sehingga membantu menjaga kesehatan ibu dan janin (Vitri Dyah Herawati & Atik Aryani, 2023a).
c. Mengurangi Stres
Kehamilan dapat menjadi periode yang penuh tekanan bagi sebagian ibu. Berjalan kaki di udara segar dapat membantu melepaskan endorfin, hormon yang berperan dalam meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres. Aktivitas ini juga memberikan waktu bagi ibu untuk relaksasi dan menenangkan pikiran (Daulay & Priono, 2023).
d. Menjaga Kebugaran dan Stamina
Berjalan kaki secara teratur dapat membantu ibu hamil menjaga kebugaran dan stamina selama kehamilan. Hal ini penting untuk mempersiapkan tubuh menghadapi proses persalinan yang membutuhkan energi cukup besar. Ibu hamil yang melakukan aktivitas fisik seperti berjalan kaki cenderung memiliki kebugaran jasmani yang lebih baik dibandingkan yang jarang berolahraga (Vitri Dyah Herawati & Atik Aryani, 2023).
e. Manfaat untuk Pertumbuhan Janin
Aktivitas berjalan kaki yang dilakukan ibu secara tidak langsung juga bermanfaat bagi janin. Peningkatan aliran darah ke plasenta dapat membantu mengoptimalkan suplai oksigen dan nutrisi ke janin, yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang rutin berjalan kaki memiliki keteraturan denyut jantung janin yang lebih baik (Vitri Dyah Herawati & Atik Aryani, 2023a).
Meski berjalan kaki umumnya aman untuk ibu hamil, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau bidan sebelum memulai program olahraga apapun selama kehamilan.
Ibu hamil disarankan untuk memulai dengan durasi pendek dan intensitas ringan, kemudian meningkatkannya secara bertahap sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-masing.
Untuk keamanan dalam pelaksanaan jalan kaki bagi ibu hamil, harap perhatikan:
- Pilih permukaan yang rata dan tidak licin
- Gunakan sepatu yang nyaman dan mendukung
- Jaga hidrasi yang cukup
- Hindari berjalan kaki saat cuaca terlalu panas
- Berhenti jika merasa lelah atau tidak nyaman
….
6) Tips Berjalan Kaki untuk Kesehatan Optimal?
Berdasarkan jurnal review terbaru, tips optimal dalam melakukan olahraga jalan kaki adalah sebagai berikut:
- Lakukan jalan kaki minimal 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam seminggu untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang optimal (Fitri et al., 2023c)
- Pilih waktu pagi hari untuk berjalan kaki agar mendapatkan manfaat tambahan dari paparan sinar matahari
- Lakukan pemanasan dan peregangan selama 5-10 menit sebelum memulai jalan kaki
- Jaga postur tubuh yang baik dengan punggung tegak, pandangan lurus ke depan, dan ayunan tangan yang rileks
- Mulai dengan kecepatan sedang sekitar 5-6 km/jam, kemudian tingkatkan secara bertahap
- Panjang langkah sebaiknya sekitar 70-80 cm untuk orang dewasa
Penting untuk membedakan jalan kaki sebagai olahraga dengan aktivitas berjalan sehari-hari.
Olahraga jalan kaki yang benar dilakukan secara terstruktur dan terukur dengan durasi, intensitas, dan frekuensi yang memadai untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang optimal.
….
7) Manfaat Berjalan Kaki Setelah Makan, Apakah Ada Manfaatnya?
Berjalan kaki setelah makan memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan, terutama terkait dengan pengendalian gula darah dan pencernaan. Berikut adalah beberapa manfaat utama:
- Membantu mengontrol kadar gula darah: Berjalan kaki selama 30 menit setelah makan dapat membantu mengontrol kadar gula darah, terutama bagi penderita diabetes melitus tipe 2 (Fitri et al., 2023).
- Meningkatkan metabolisme: Aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki setelah makan dapat meningkatkan metabolisme tubuh, membantu proses pencernaan dan penyerapan nutrisi.
- Mengurangi risiko penyakit metabolik: Berjalan kaki secara rutin, termasuk setelah makan, dapat menurunkan risiko terkena penyakit metabolik seperti diabetes melitus, kolesterol tinggi, hipertensi, dan penyakit jantung koroner (2019).
- Membantu pengendalian berat badan: Berjalan kaki setelah makan dapat membantu membakar kalori tambahan dan mengendalikan nafsu makan, yang bermanfaat untuk menjaga berat badan ideal.
Namun, penting untuk diingat bahwa intensitas dan durasi berjalan kaki setelah makan sebaiknya disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu.
Bagi penderita diabetes atau gangguan pencernaan tertentu, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu mengenai aktivitas fisik yang aman dilakukan setelah makan.
Tips Berjalan Kaki Setelah Makan, Langsung Selepas Makan Atau Bagaimana?
- Mulai dengan durasi pendek: Jika baru memulai kebiasaan ini, mulailah dengan berjalan kaki selama 5-10 menit setelah makan dan tingkatkan secara bertahap.
- Pilih kecepatan yang nyaman: Tidak perlu berjalan terlalu cepat, pilih kecepatan yang nyaman dan tidak menyebabkan gangguan pencernaan.
- Tunggu 10-15 menit: Sebaiknya tunggu sekitar 10-15 menit setelah makan sebelum memulai berjalan kaki untuk memberi waktu bagi sistem pencernaan mulai bekerja.
- Pilih rute yang aman dan nyaman: Jika memungkinkan, pilih rute berjalan kaki yang aman dan nyaman, seperti taman atau trotoar yang memadai (2019).
- Konsistensi adalah kunci: Usahakan untuk melakukan kebiasaan berjalan kaki setelah makan secara rutin untuk mendapatkan manfaat optimal bagi kesehatan (Wicaksono & Safei, 2020).
Dengan menerapkan kebiasaan berjalan kaki setelah makan secara teratur, Anda dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan secara keseluruhan (Kurniawan et al., 2022).
8) Manfaat Berjalan Kaki Rutin untuk Lansia
Berjalan kaki secara rutin memberikan berbagai manfaat kesehatan bagi lansia. Beberapa manfaat utama berdasarkan penelitian terbaru antara lain:
- Meningkatkan kebugaran kardiovaskular dan fungsi jantung
- Memperkuat otot dan tulang, membantu mencegah osteoporosis
- Meningkatkan keseimbangan dan mengurangi risiko jatuh
- Membantu mengontrol berat badan dan kadar gula darah
- Meningkatkan fungsi kognitif dan mengurangi risiko demensia
- Mengurangi stres dan meningkatkan kualitas tidur
Penelitian menunjukkan bahwa lansia yang rutin berjalan kaki memiliki kemampuan antisipasi reaksi yang lebih baik dibandingkan yang tidak aktif secara fisik .
Manfaat Berjalan Kaki untuk Penyakit Lansia
Manfaat Berjalan kaki secara rutin dapat membantu dalam pengelolaan dan pencegahan beberapa penyakit yang umum diderita lansia:
- Diabetes melitus tipe 2: Membantu mengontrol kadar gula darah (Fitri et al., 2023)
- Hipertensi: Membantu menurunkan tekanan darah
- Penyakit jantung: Memperkuat otot jantung dan meningkatkan sirkulasi
- Osteoporosis: Memperkuat tulang dan mencegah pengeroposan
- Arthritis: Mengurangi kekakuan sendi dan meningkatkan fleksibilitas
Durasi Ideal Berjalan Kaki untuk Lansia
Durasi ideal berjalan kaki untuk lansia adalah minimal 30 menit per hari, 3-4 kali seminggu (Fitri et al., 2023c).
Namun, penting untuk memulai secara bertahap dan meningkatkan durasi serta intensitas sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing. Lansia disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai program olahraga baru.
Definisi Usia Lansia
Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, seseorang dianggap sebagai lansia ketika telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Namun, beberapa ahli gerontologi membagi kategori lansia menjadi:
- Lansia dini: 60-69 tahun
- Lansia madya: 70-79 tahun
- Lansia lanjut: 80 tahun ke atas
Penting untuk diingat bahwa setiap individu mengalami proses penuaan dengan cara yang berbeda, sehingga kondisi kesehatan dan kemampuan fisik dapat bervariasi pada setiap lansia.
9) Pelatihan PAZ Al Kasaw: JAPAZ Metode Berjalan Kaki Inovatif untuk Kesehatan Makin Maksimal
Setelah membahas berbagai manfaat berjalan kaki untuk kesehatan, kini hadir sebuah konsep baru yang menawarkan pendekatan inovatif dalam memaksimalkan efek positif dari aktivitas sederhana ini.
Pelatihan PAZ Al Kasaw, yang dikembangkan oleh Ustadz Haris Moedjahid Rahimahullah, menghadirkan metode JAPAZ (Jalan Sehat ala PAZ) yang dirancang khusus untuk meningkatkan manfaat kesehatan dari berjalan kaki.
Keunggulan Metode JAPAZ
- Memaksimalkan pembakaran kalori dan metabolisme tubuh
- Meningkatkan fungsi kardiovaskular secara signifikan
- Memperkuat sistem kekebalan tubuh
- Mengoptimalkan aliran energi dalam tubuh
- Mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental
Metode JAPAZ tidak hanya berfokus pada aspek fisik, tetapi juga memadukan unsur spiritual dan kaidah biomekanik terapi, menciptakan pendekatan holistik untuk kesehatan dan kebugaran. Pelatihan ini cocok untuk berbagai kelompok usia, termasuk lansia, karena dapat disesuaikan dengan kemampuan individu.
Manfaat Khusus untuk Lansia
Bagi peserta lanjut usia, metode JAPAZ dapat memberikan manfaat tambahan seperti:
- Meningkatkan keseimbangan dan koordinasi
- Memperkuat tulang dan mencegah osteoporosis
- Meningkatkan fungsi kognitif dan daya ingat
- Mengurangi risiko penyakit degeneratif
Dengan mengikuti pelatihan PAZ Al Kasaw, Anda tidak hanya akan mempelajari teknik berjalan kaki yang efektif, tetapi juga mendapatkan pemahaman mendalam tentang bagaimana mengoptimalkan kesehatan tubuh dan pikiran melalui manfaat berjalan kaki ini.
Bergabunglah dengan Pelatihan PAZ Al Kasaw Sekarang!
Jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup Anda melalui metode berjalan kaki inovatif ini.
Walau dipelatihan paz tidak hanya dibahas spesifik JAPAZ dan Manfaat Berjalan Kaki, Ada varian banyak jurus lainya.
Jelasnya, Segera daftar untuk mengikuti pelatihan PAZ Al Kasaw dan rasakan sendiri manfaatnya bagi kesehatan Anda.
Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, silakan hubungi admin kami di nomor 082136980137 / 081326711362. Jadwal Pelatihan terdekat juga bisa di akses di https://paz.life/jadwal
Jangan biarkan kesempatan ini berlalu begitu saja. Daftar sekarang dan mulailah perjalanan Anda menuju kesehatan yang lebih optimal dengan metode JAPAZ!
Salam Sehat Selalu, Salam PAZ!
Anjrah Ari Susanto
….
References Manfaat Berjalan Kaki
Daulay, D. E., & Priono, J. (2023). Manfaat Olahraga Jalan Kaki di Jalan Tanjakan. In All Fields of Science Journal Liaison Academia and Sosiety (Vol. 3, Issue 2, pp. 221–228). Lembaga Komunikasi dan Informasi Dosen. https://doi.org/10.58939/afosj-las.v3i2.596
Fitri, A., Siregar, Y. H., & Sinuraya, E. (2023a). PENDIDIKAN KESEHATAN KELUARGA PADA KLIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN TERAPI AKTIVITAS JALAN KAKI 30 MENIT DI UPT PUSKESMAS PULO BRAYAN. In SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah (Vol. 2, Issue 10, pp. 4058–4073). LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global. https://doi.org/10.55681/sentri.v2i10.1645
Hidayat, R., Naziyah, N., & Rizki, A. (2023). Penyuluhan Senam Kaki Diabetik sebagai Pencegahan Luka Kaki Diabetik pada Tenaga Kesehatan di Karawang Banten. In Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) (Vol. 6, Issue 10, pp. 4072–4088). Universitas Malahayati Bandar Lampung. https://doi.org/10.33024/jkpm.v6i10.11534
Indradjati, P. N., & Elfrida, M. (2020). Pengaruh Tingkat Keramahan Lingkungan Perumahan Bagi Pejalan Kaki Terhadap Aktivitas Fisik Dan Kesehatan Masyarakat Kasus: Perumahan Margahayu Raya, Bandung. In Jurnal Permukiman (Vol. 15, Issue 1, p. 10). Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan. https://doi.org/10.31815/jp.2020.15.10-18
Kurniawati, W., & Kurniawati, W. (2019). Analisis Kelayakan Berjalan dan Faktor yang Memengaruhi Minat Berjalan Kaki di Jakarta. In Jurnal Kebijakan Ekonomi (pp. 79–104). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. https://doi.org/10.21002/jke.2019.05
Wicaksono, L., & Safei, I. (2020). Pengaruh Olahraga Jalan Kaki Terhadap Antisipasi Reaksi Pada Lansia. In Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan (Vol. 5, Issue 1, pp. 1–7). Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). https://doi.org/10.17509/jtikor.v5i1.24381
Kurniawan, D., Susanto, L., & Utomo, A. W. (2022). Peningkatan kesehatan dan kebugaran jasmani Perkasa Fitness Kota Madiun. In Journal Power Of Sports (Vol. 5, Issue 1, p. 28). Universitas PGRI Madiun. https://doi.org/10.25273/jpos.v5i1.16381
Vitri Dyah Herawati, & Atik Aryani. (2023b). TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS GAJAHAN KOTA SURAKARTA. In TRIAGE Jurnal Ilmu Keperawatan (Vol. 9, Issue 2, pp. 17–22). Universitas Muhammadiyah Klaten. https://doi.org/10.61902/triage.v9i2.600
Wulandari, L. V. (2021). TAMAN DAN PERANANNYA TERHADAP AKTIVITAS BERJALAN KAKI DI KOTA YOGYAKARTA. In Jurnal Rekayasa Lingkungan (Vol. 21, Issue 1). Institut Teknologi Yogyakarta. https://doi.org/10.37412/jrl.v21i1.87