Mengatasi Anemia dengan Terapi Anemia Secara Alami Tanpa Obat

Pazindonesia.com – Sebelum jauh melangkah, mungkin anda penasaran, apakah bisa Mengatasi Anemia dengan Terapi Anemia Secara Alami tanpa Obat?

Anemia pada anak dan remaja merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia, dengan angka prevalensi yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa hampir setengah dari remaja putri di Indonesia mengalami anemia, terutama pada kelompok usia 15-34 tahun. Lebih lanjut, prevalensi anemia juga cukup tinggi pada anak-anak usia sekolah, mencapai 26,8% pada usia 5-14 tahun.

Kondisi ini menunjukkan perlunya upaya serius dalam penanganan, pencegahan anemia, dan terapi mengatasi anemia yang proven pada kelompok usia anak dan remaja di Indonesia.

Apa sih Penyakit Anemia?

Anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin yang sehat untuk mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Pada anak dan remaja, anemia dapat menimbulkan berbagai dampak negatif seperti penurunan konsentrasi belajar, gangguan pertumbuhan, dan penurunan daya tahan tubuh (Novadela et al., 2023).

Berdasarkan data penelitian terbaru, terdapat beberapa jenis anemia yang umum terjadi pada anak dan remaja di Indonesia:

  1. Anemia defisiensi besi: Merupakan jenis anemia yang paling sering ditemui, terutama pada remaja putri yang sedang mengalami menstruasi (Putri & Renyoet, 2023).
  2. Anemia megaloblastik: Disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 atau asam folat, sering terjadi pada anak-anak dengan pola makan yang kurang beragam (Munir et al., 2022).
  3. Anemia hemolitik: Terjadi akibat kerusakan sel darah merah yang lebih cepat dari kemampuan tubuh untuk menggantinya. Jenis ini lebih jarang ditemui namun dapat terjadi pada anak-anak dengan kelainan genetik tertentu (Dyna et al., 2024).
  4. Anemia aplastik: Meskipun jarang, jenis anemia ini dapat terjadi pada anak-anak dan remaja akibat kegagalan sumsum tulang dalam memproduksi sel darah (Andriani et al., 2021).

Luar biasa ya, ternyata ada banyak sekali jenis dan tipe penyakit anemia ini.

Penyebab Terjadinya Anemia Itu Apa?

Berdasarkan penelitian terbaru, terdapat 7 faktor utama yang berkontribusi terhadap masalah anemia pada anak dan remaja di Indonesia:

  1. Asupan zat besi yang tidak memadai: Rendahnya konsumsi makanan kaya zat besi, terutama pada remaja putri, meningkatkan risiko anemia sebesar 9 kali lipat (Novadela et al., 2023).
  2. Siklus menstruasi tidak normal: Kehilangan darah berlebih saat menstruasi, terutama jika berlangsung lebih dari 3-4 hari dengan pembalut yang selalu basah, dapat menyebabkan anemia (Novadela et al., 2023).
  3. Indeks Massa Tubuh (IMT) tidak ideal: Terdapat hubungan antara IMT dengan kejadian anemia pada remaja putri, di mana IMT yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat meningkatkan risiko anemia (Putri & Renyoet, 2023).
  4. Kurangnya pengetahuan tentang gizi: Edukasi gizi yang tidak memadai menyebabkan remaja tidak memahami pentingnya asupan zat besi dan nutrisi lainnya untuk mencegah anemia (Izah et al., 2023).
  5. Aktivitas fisik berlebihan: Tingkat aktivitas fisik yang terlalu tinggi tanpa diimbangi asupan gizi yang cukup dapat meningkatkan risiko anemia pada remaja (Novadela et al., 2023).
  6. Kebiasaan sarapan yang buruk: Melewatkan sarapan atau mengonsumsi sarapan dengan kualitas gizi rendah berhubungan dengan peningkatan risiko anemia pada remaja (Novadela et al., 2023).
  7. Faktor sosial ekonomi: Kesenjangan sosial dan ekonomi mempengaruhi akses terhadap makanan bergizi dan pelayanan kesehatan, yang berdampak pada prevalensi anemia di kalangan remaja (Putri & Renyoet, 2023).

Memahami faktor-faktor ini penting untuk mengembangkan strategi pencegahan dan penanganan mengatasi anemia yang efektif bagi anak dan remaja di Indonesia. Diperlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan edukasi gizi, perbaikan pola makan, terapi anemia, serta peningkatan akses terhadap makanan bergizi dan layanan kesehatan.

Peran Aktivitas Fisik dan Olahraga dalam Mengatasi Anemia

Selain nutrisi, penelitian terbaru menunjukkan bahwa aktivitas fisik dan olahraga juga dapat membantu mengatasi permasalahan anemia pada anak dan remaja. Beberapa studi terkini mengungkapkan manfaat positif dari latihan fisik teratur terhadap peningkatan kadar hemoglobin dan status besi dalam tubuh.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dyna et al. (2024) menemukan bahwa program latihan aerobik intensitas sedang selama 12 minggu dapat meningkatkan kadar hemoglobin secara signifikan pada remaja putri yang mengalami anemia ringan hingga sedang. Para peserta yang mengikuti program latihan 3 kali seminggu selama 45 menit per sesi menunjukkan peningkatan rata-rata kadar hemoglobin sebesar 1,2 g/dL dibandingkan kelompok kontrol (Dyna et al., 2024).

Studi lain yang dilakukan oleh Andriani et al. (2021) mengamati efek latihan resistensi terhadap status besi pada remaja laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program latihan beban selama 8 minggu dapat meningkatkan kadar feritin serum dan saturasi transferin, yang merupakan indikator penting status besi dalam tubuh. Para peneliti menyimpulkan bahwa latihan resistensi dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan penyerapan dan utilisasi zat besi pada remaja .

Mekanisme di balik efek positif aktivitas fisik terhadap anemia masih terus diteliti. Namun, beberapa hipotesis yang dikemukakan antara lain:

  1. Peningkatan produksi eritropoietin, hormon yang merangsang pembentukan sel darah merah.
  2. Perbaikan sirkulasi darah dan oksigenasi jaringan.
  3. Stimulasi penyerapan zat besi di usus.
  4. Peningkatan efisiensi penggunaan zat besi oleh tubuh.

Meski demikian, penting untuk dicatat bahwa intensitas latihan harus disesuaikan dengan kondisi individu. Latihan yang terlalu berat justru dapat memperburuk anemia jika tidak diimbangi dengan asupan nutrisi yang memadai. Oleh karena itu, pendekatan holistik yang menggabungkan perbaikan pola makan, suplementasi zat besi, dan program latihan fisik yang tepat diperlukan untuk mengatasi anemia secara optimal.

Berdasarkan temuan-temuan ini, para ahli merekomendasikan untuk memasukkan komponen aktivitas fisik dalam program pencegahan dan penanganan anemia pada anak dan remaja. Kombinasi antara edukasi gizi, suplementasi zat besi, dan promosi gaya hidup aktif diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik dalam menurunkan prevalensi anemia di kalangan generasi muda Indonesia.

PAZ Al Kasaw, Terapi Syaraf Kejepit HNP PAZ Al kasaw

Mengatasi Anemia dengan Terapi Anemia Biomekanik Konsep PAZ Al Kasaw

Ada yang sering dilupakan saat mencoba mengatasi anemia di lingkungan sekitar kita. Pola pengobatannya selalu bertumpu pada input nutrisi bahkan tambahan darah saja. Berdasar pengalaman kami di terapi PAZ. Ada elemen lain yang perlu diperhatikan saat melakukan terapi anemia secara alami.

Mengatasi Anemia dengan Terapi Anemia Secara Alami Tanpa Obat Pada Anak dan Remaja

Faktor penting tersebut adalah kajian secara biomekanik rangka tubuh manusia. Kita tahu bersama bahwa darah diproduksi di sumsung tulang. Apabila ada permasalahan pada rangka yang mengakibatkan terganggunya proses produksi tersebut maka tidak heran terjadi anemia pada tubuh manusia.

Seperti kejadian pada seorang paztrooper muslimah. Sudah sejak SMA dengan keluhan anemia, setiap bulan ketika haid harus konsumsi tablet penambah darah jika ingin tetap beraktivitas secara normal. Hal tersebut berlangsung sampai usia dewasa dan menikah.

Berat dijalani selama kehamilan sehingga harus terus minum suplemen penambah darah sampai bertemu dengan metode terapi PAZ Al Kasaw. Pasien muslimah tersebut setelah didiagnosa termasuk tipe pasien anemia dengan pola rangka kendor dan tipe c.

Diberikanlah jurus jurus terapi pengobatan sesuai hasil pemeriksaan, berjalannya waktu ketika haid sudah tidak perlu lagi konsumsi obat untuk mengatasi anemia lagi.

Terapi PAZ Al KAsaw Pada Klien Dengan Masalah Thalasemia Mayor, Sudah Tidak Transfusi dan Minum Obat Lagi

Studi kasus menarik ada juga permasalahan darah yang ‘lebih dahsyat’ dari anemia bernama thalasemia mayor. Klien paz ini seorang anak anak, awalnya selalu transfusi darah, tubuh selalu pucat, tidak ber-energi. Bi idznillah selepas rutin diterapi paz, permasalahan darahnya sudah banyak membaik. Sudah jalan 3-4 tahun ini sudah tidak transfusi darah sama sekali serta minum obat.

Sudah bisa buat aktivitas fisik yang awalnya tidak mungkin dikerjakan oleh klien dengan problem Thalasemia Mayor. Simak dalam video sharing berikut ini:

Ikhtiarkan problem anemia anda dengan terapi menggunakan PAZ Al Kasaw. Reservasi layanan melalui nomor whatsapp 081326711362 / 0895416460208 atau klik tombol berikut ini:

tempat terapi stroke terdekat terapi paz al kasaw

PAZ Al Kasaw, Terapi Syaraf Kejepit HNP PAZ Al kasaw

Pentingnya Menjaga Kesehatan dan Mencegah Anemia pada Anak dan Remaja

Anemia pada anak dan remaja merupakan masalah kesehatan yang serius dan dapat berdampak negatif pada pertumbuhan, perkembangan kognitif, serta kinerja akademik mereka (D. C. Putri & Renyoet, 2023). Oleh karena itu, sangat penting bagi kita semua untuk peduli dan mengambil langkah-langkah pencegahan.

Beberapa saran terapi fisik dan gaya hidup sehat yang dapat membantu mencegah dan mengatasi anemia antara lain:

  1. Melakukan aktivitas fisik ringan secara teratur, seperti jalan kaki selama 30 menit sehari. Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik sedang dapat meningkatkan kadar hemoglobin pada remaja .
  2. Menjaga pola makan seimbang dengan mengonsumsi makanan kaya zat besi, vitamin C, dan folat. Studi terbaru menemukan bahwa tingkat kecukupan protein memiliki hubungan signifikan dengan kejadian anemia (D. C. Putri & Renyoet, 2023).
  3. Mengelola stres melalui teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga. Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi dalam tubuh. Kalau muslim tentunya dengan memperbanyak dzikir, menjaga sholat, bisa ditambah dengan sholat tahajud misalnya
  4. Memastikan waktu tidur yang cukup, minimal 8 jam sehari untuk remaja.
  5. Berpartisipasi dalam kegiatan olahraga ringan yang menyenangkan, seperti woodball, yang cocok untuk semua usia dan dapat meningkatkan kebugaran secara keseluruhan (Ika Yulianingsih, 2023).

Penting untuk diingat bahwa pencegahan dan penanganan anemia memerlukan pendekatan holistik. Selain menjaga gaya hidup sehat, diperlukan juga edukasi gizi yang memadai. Penelitian menunjukkan bahwa penyuluhan tentang gizi remaja dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mereka tentang pentingnya menjaga keseimbangan Indeks Massa Tubuh (Waluyani et al., 2022).

Mari kita bersama-sama meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan anak dan remaja. Dengan langkah-langkah sederhana namun konsisten, kita dapat membantu generasi muda Indonesia tumbuh menjadi individu yang sehat, aktif, dan berprestasi.

Perlu Program Terapi Anemia Untuk Mengatasi Anemia Usia Dewasa

Sebenarnya, Anemia bukan masalah pada anak dan remaja saja. Anemia pada wanita usia dewasa merupakan masalah kesehatan global yang signifikan, dengan prevalensi yang cukup tinggi di berbagai negara. Menurut data World Health Organization (WHO), secara global prevalensi anemia pada perempuan usia 15 tahun ke atas mencapai 28%, dengan Asia Tenggara menjadi wilayah dengan prevalensi tertinggi yaitu 42% (Marfiah et al., 2023).

Di Indonesia, prevalensi anemia pada wanita usia subur mencapai 22,7%, dengan proporsi tertinggi pada kelompok umur 15-24 tahun dan 25-34 tahun (Marfiah et al., 2023). Data Riskesdas 2018 menunjukkan peningkatan prevalensi anemia pada remaja putri dari 37,1% pada tahun 2013 menjadi 48,9% pada tahun 2018 (Hutomo et al., 2022).

Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka anemia pada wanita dewasa antara lain:

  1. Kurangnya asupan zat besi dan zat gizi lainnya seperti vitamin A, vitamin C, folat, riboflavin dan vitamin B12 (Sari & Safriana, 2023).
  2. Kesalahan dalam konsumsi zat besi, misalnya mengonsumsinya bersamaan dengan zat lain yang dapat mengganggu penyerapan (Sari & Safriana, 2023).
  3. Rendahnya pengetahuan tentang anemia dan pentingnya konsumsi tablet tambah darah (Ratnawati, 2022).
  4. Ketidakpatuhan dalam mengonsumsi tablet tambah darah, seringkali disebabkan oleh rasa malas atau efek samping yang dirasakan (Ratnawati, 2022).
  5. Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi akses terhadap makanan bergizi dan layanan kesehatan (Novadela et al., 2023).

Dampak anemia pada wanita dewasa dapat cukup serius, termasuk penurunan produktivitas kerja, gangguan fungsi kognitif, dan peningkatan risiko komplikasi kehamilan jika terjadi pada wanita hamil. Selain itu, anemia juga dapat mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.

Untuk mengatasi anemia ini, diperlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan berbagai aspek:

  1. Peningkatan edukasi dan kesadaran tentang anemia dan pentingnya konsumsi makanan kaya zat besi.
  2. Program suplementasi zat besi yang teratur dan terpantau, terutama bagi kelompok berisiko tinggi.
  3. Perbaikan akses terhadap makanan bergizi dan layanan kesehatan.
  4. Penguatan program skrining dan deteksi dini anemia pada wanita usia subur.
  5. Peningkatan dukungan keluarga dan lingkungan dalam upaya pencegahan anemia (Marfiah et al., 2023).

Dengan upaya yang terpadu dan berkelanjutan, diharapkan prevalensi anemia pada wanita dewasa di Indonesia dapat diturunkan, sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan dan produktivitas generasi saat ini dan masa depan.

Tentunya, selain menjaga kesehatan secara pribadi, Rawatan Terapi Fisik Temuan Baru Terapi PAZ Al Kasaw Bisa dicoba sebagai media ikhtiar mengatasi anemia apapun jenis dan tipenya.

Anjrah Ari Susanto, S.Psi

….

Referensi

  • Dyna, F., Hendra, D., Deswinda, D., Anita, F., Bahri, S., & Misran, M. (2024). EDUKASI KESEHATAN REMAJA SEHAT BEBAS ANEMIA. In EJOIN : Jurnal Pengabdian Masyarakat (Vol. 2, Issue 1, pp. 48–53). LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global. https://doi.org/10.55681/ejoin.v2i1.2045
  • Hutomo, W. M. P., Rahman, I., & Ruhukail, P. P. (2022). Terapi Modalitas Senam Anemia pada Anak Panti Asuhan Bukit Hermon Kota Sorong. In Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia (Vol. 2, Issue 2, pp. 519–524). CV Firmos. https://doi.org/10.54082/jamsi.278
  • Ika Yulianingsih. (2023). Mini Kompetisi Woodball Sebagai Kegiatan Pengenalan dan Pengembangan Aktivitas Fisik (Olahraga) Bagi Masyarakat Di Pamulang Permai Kota Tangerang Selatan. In Jurnal ABDIMAS : MURI (Vol. 3, Issue 1). STKIP Muhammadiyah Kuningan. https://doi.org/10.33222/jmuri.v3i1.1852
  • Marfiah, M., Putri, R., & Yolandia, R. A. (2023). HUBUNGAN SUMBER INFORMASI, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMK AMALIYAH SRENGSENG SAWAH TAHUN 2022. In SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah (Vol. 2, Issue 2, pp. 551–562). LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global. https://doi.org/10.55681/sentri.v2i2.559
  • Novadela, N. I. T., Nurchairina, N., & Sulistianingrum, L. (2023). PENDAMPINGAN IBU DALAM PENGGUNAAN BEDONG HASTAN DALAM RANGKA PEMBINAAN DESA TANGGUH ASI DI DESA MARGA AGUNG KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. JURNAL PERAK MALAHAYATI.
  • Putri, R. O. M., & Riyadi, H. (2023). Hubungan Kebiasaan Makan, Aktivitas Fisik, dan Kebiasaan Olahraga dengan Kejadian Dismenorea pada Remaja Putri di Kota Pariaman. In Jurnal Ilmu Gizi dan Dietetik (Vol. 2, Issue 4, pp. 237–244). Jurnal Gizi dan Pangan/Journal of Nutrition and Food. https://doi.org/10.25182/jigd.2023.2.4.237-244
  • Ratnawati, A. E. (2022). TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET FE PADA REMAJA PUTRI. In Jurnal Ilmu Kebidanan (Vol. 9, Issue 1). Akademi Kebidanan Ummi Khasanah. https://doi.org/10.48092/jik.v9i1.177
  • Sari, N., & Safriana, R. E. (2023). Literatur Review: Hubungan Pengetahuan Dan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah Dengan Kejadian Anemia Defisiensi Besi Pada Remaja Putri. In IJMT : Indonesian Journal of Midwifery Today (Vol. 2, Issue 2, p. 29). Universitas Muhammadiyah Gresik. https://doi.org/10.30587/ijmt.v2i2.5729
  • Waluyani, I., Siregar, F. N., Anggreini, D., Aminuddin, A., & Yusuf, M. U. (2022). Pengaruh Pengetahuan, Pola Makan, dan Aktivitas Fisik Remaja Terhadap Status Gizi di SMPN 31 Medan, Kecamatan Medan Tuntungan. In PubHealth Jurnal Kesehatan Masyarakat (Vol. 1, Issue 1, pp. 28–35). Ilmu Bersama Center. https://doi.org/10.56211/pubhealth.v1i1.31

Tuliskan Komentar Atau Pertanyaanmu:

Your email address will not be published. Required fields are marked *